Kupang, NTT (ANTARA News) - PT Binusindo Energi Indonesia, perusahaan enegi pertama di NTT, membangun terminal penyimpanan minyak dan gas di Kawasan Industri Bolok, Kabupaten Kupang.

"Pembangunan terminal penyimpan minyak dengan proyek utama bisnis tangki penyimpan itu akan dimulai Senin 28 Agustus hari ini. Jadi hari ini kita mulai peletakan batu pertama terminalnya," kata Presiden Direktur PT Binusindo Energi Indonesia, Fabianus Bessie Banase, kepada wartawan di Kupang, Senin.

Mereka juga akan mengembangkan juga beberapa hal pendukung yaitu, pembangunan IPP power plant, pabrik N2 dan O2 gas dan penyediaan air bersih sebagai utilitas kawasan industri.

Juga direncanakan akan dilakukan pengelolaan dan penyaluran gas alam atau gas Bumi melalui teknologi compressed natural gas dan LNG.

Gas alam cair atau LNG ini dapat dipakai sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak untuk industri kecil menengah dan besar. Jenis ini dapat dikonversi dari BBM ke BBG melalui teknologi kompresi dan teknologi regasifikasi LNG.

Ikut dibangun pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) menjadikannya sebagai energi terbarukan. Limbah B3 itu bisa dari darat maupun laut, melalui kapal-kapal dan selanjutnya akan dimanfaatkan kembali setelah menjadi solar.

Semua investasi itu, kata Banase, senilai Rp8 triliun. "Total lahan yang kami perlukan seluas 100 Hektare dan untuk tahap awal akan dibangun di atas 20 Hektare. Semua hal berkaitan lahan sudah beres. Pembebasan dan lainnya dengan para tuan tanah pemilik lahan sudah selesai dilakukan," katanya.

Terhadap lahan masyarakat itu kata Fabianus, telah juga dilakukan sejumlah kesepakatan antara perusahaan dan pemilik tanah berupa nota kesepahaman dan akan dilanjut dengan perjanjian kerja sama sehingga mereka jadi penonton. "Mereka ingin juga terlibat dan perusahaan menyetujuinya," katanya.

Direktur Unit Bisnis PT Binusindo Energi, Setya Oetomo, pada kesempatan sama menyampaikan pembangunan dermaga penyediaan tangki bahan bakar minyak itu akan melibatkan berbagai pihak termasuk pihak Pelindo.

Menurut dia selain pelibatan secara kelembagaan, pelibatan tenaga kerja akan diutamakan putra dan putri daerah NTT.

Memang akan memanfaatkan sistem dan pola kerja alih teknologi namun ke depan diharap putra dan putri daerah sanggup mengoperasikan tangki terminal serta utilitas yang tersedia. "Penyerapan tenaga kerja yang dibutuh mencapai 2.000 orang," katanya.

Sementara untuk target penyelesaian pembangunan kata Budi akan dilakukan selama 24 bulan dengan hasil kapasitas terminal atau produksinya mencapai 500 ribu kiloliter hingga 1.2 juta kiloliter.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017