Surabaya (ANTARA News) - Hujan yang mengguyur sejumlah kawasan Indonesia, utamanya di wilayah Jawa Timur, belakangan ini merupakan dampak terjadinya pemanasan global di belahan bumi utara, demikian BMG Maritim Tanjung Perak di Surabaya. "Pemanasan itu akhirnya memacu proses konveksi di belahan bumi Selatan, sehingga pertumbuhan awan hujan tidak bisa dihindari dan terjadi hujan," ungkap Praktisi Cuaca dan Kelautan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, Jumat. Ia memperkirakan, awan-awan hujan akan masih terjadi hingga akhir pekan ini, kendati tidak sampai menimbulkan dampak cuaca yang ekstrem. Menurut dia, cuaca untuk wilayah perairan Utara Jatim cukup kondusif. Perairan Bawean-Masalembu, Gresik-Bawean, tinggi gelombang berkisar 0,4 hingga 2,1 meter. Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tinggi gelombang mencapai 0,2 sampai 1,5 meter, dan masih kondusif bagi pelayaran. Di wilayah pesisir Laut Bali gelombang hanya mencapai 1,5 meter, sehingga aman untuk kegiatan rekreasi pantai. Namun, lanjutnya, perairan Laut Bali hingga utara Nusa Tenggara, gelombang cenderung lebih tinggi mencapai 2,5 meter. Di Selat Lombok gelombang mencapai 1,8 meter. Sedangkan, ia mengemukakan, di perairan Selatan Jatim perlu diwaspadai, karena tinggi gelombang cenderung tinggi mencapai tiga meter. Sementara itu, arah angin dominan dari Timur dengan kecepatan maksimal bisa lebih dari 40 kilometer per jam. Akumulasi awan cenderung meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia, sehingga berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007