Kupang (ANTARA News) - Pengamat masalah Timor Leste, Florencio Mario Vieira, melihat ada upaya sistematis untuk menggagalkan pemilu parlemen di negeri itu dengan membiarkan aksi kekerasan dan intimidasi terus berlangsung selama masa kampanye. "Partisipasi politik masyarakat dalam pesta demokrasi itu menurun karena pemerintahan negara tidak dapat memfasilitasi pemilu yang bebas dari intimidasi dan kekerasan," kata Vieira kepada ANTARA News di Kupang, Kamis, menyusul aksi kekerasan dalam pemilu parlemen yang berlangsung di Dili, Rabu (30/5). Dalam insiden tersebut, empat orang dilaporkan mengalami luka-luka ketika sebuah granat dilemparkan ke arah massa saat kerusuhan antar-geng ketika kampanye pemilu parlemen sedang berlangsung di ibukota negara itu. Laporan lain menyebutkan bahwa sekitar 20 unit rumah milik para pengikut dan tokoh politik dari Partai Fretilin di Distrik Ermera dibakar oleh orang tak dikenal pada pekan lalu. "Kampanye negatif pun berkumandang dimana-mana yang bisa berakibat pada instabilitas keamanan dan politik di wilayah bekas provinsi ke-27 Indonesia itu," kata Vieira menambahkan. Situasi keamanan yang tidak nyaman itu, ujarnya, bisa melemahkan partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi di negeri bekas jajahan koloni Portugis itu. Menurut dia, seharusnya pemerintahan negara itu dapat memfasilitasi pelaksanaan pemilu parlemen yang bebas dari intimidasi dan kekerasan terhadap hak-hak politik rakyat. "Saya melihat ada upaya sistematis untuk menggagalkan pemilu parlemen di negeri miskin itu yang tampak dari tak adanya upaya pemerintah untuk memfasilitas pelaksanaan pemilu parlemen yang bebas dari intimidasi dan aksi kekerasan," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007