Manado (ANTARA News) - Ikan purba jenis Coeleacanth (baca: seel-a-kan) yang ditemukan di perairan laut Manado, Sulawesi Utara (Sulut), 19 Mei 2007 oleh nelayan setempat, masih diawetkan di gudang pendingin (cold storage) milik PT Mika Indah Abadi Cemerlang Minahasa. "Pemerintah melakukan pengawetan karena ada upaya penelitian dari kalangan ilmuwan dunia yang sudah menyatakan kesiapan datang ke Manado," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulut, Xandramaya Lalu, di Manado, Senin. Bangkai ikan yang diduga spesies "Latimeria Menadoensis" itu sudah bertahan lebih dari 100 jam dengan sistem pendinginan, karena tidak diizinkan untuk suntik formalin akan merusak tes DNA. Pemerintah sedang melakukan kontak protokol dengan beberapa ilmuwan dunia tentang upaya promosi penelitian dari manfaat ikan itu, terutama di Komoro, Afrika Selatan. Menurut dia, Pemerintah Provinsi Sulut masih menunggu kedatangan pakar kelautan dan Ekologi Terumbu Karang, Mark Edman, yang akan melakukan pembedahan ikan itu. Sementara itu, pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan melakukan penelitian terhadap manfaat penemuan ikan Coeleacanth, diduga spesies purba masih hidup sejak 65 juta tahun diperairan Sulut itu. "Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, telah menyatakan akan meneliti dan mencari tahu manfaat dan kegunaan ikan Purba Coeleacanth itu bagi manusia, terutama bagi dunia medis," kata Gubernur Sulut, SH Sarundajang. Apalagi, ikan Coeleacanth dengan spesies masih hidup `Latimeria Menadoensis", merupakan sejenis ikan yang sistem keturunannya beranak atau tidak bertelur seperti jenis ikan lain, karena memiliki paru-paru. Coeleacanth adalah spesies ikan berasal dari cabang evolusi tertua dan masih hidup sebagai ikan berahang. Ikan itu sejak akhir masa `Creataceous` 65 juta tahun lalu, sebuah spesimen ditemukan di perairan Chalumna, Afrika Selatan tahun 1938. Kemudian berlanjut ke perairan Manado Tua, Sulut, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar, Taman Laut St Lucia Afrika Selatan. Jenis ikan purba Coeleacanth, terdiri dari 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Sebelumnya, ikan itu ditemukan sejumlah nelayan asal Manado, diperairan Teluk Manado, Sulut, Sabtu (19/5), kemudian dikarantinakan sejumlah warga, namun mati pada Minggu (20/5), pukul 01:00 wita. Dugaan penyebab kematian ikan yang memiliki spesies sejak jutaan tahun itu, akibat telah keluar dari habitatnya serta mengalami lemas akibat lama berada ditangan sejumlah nelayan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007