Cikarang (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kendaraan serbaguna Wintor yang biasa beroperasi di perkebunan merupakan salah satu model dari empat prototipe kendaraan perdesaan.

Wintor merupakan mini traktor serbaguna yang diproduksi oleh PT Velasto Indonesia sebagai anak perusahaan dari PT Astra Otoparts Tbk.

"Kami punya empat prototipe untuk kendaraan perdesaan. Salah satunya yang dipamerkan di sini (wintor), itu salah satu jenis kendaraan yang bisa masuk jenis kendaraan perdesaan," kata Airlangga seusai seremoni ekspor perdana Wintor ke Malaysia di Cikarang, Jawa Barat, Jumat.

Menperin mengatakan Wintor model terbaru itu bisa dikategorikan kendaraan perdesaan karena bisa mengangkut penumpang, dan model lainnya bisa digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan.

"Itu ada yang digunakan untuk kendaraan penumpang, ada juga yang digunakan untuk perkebunan," papar dia.

(baca juga: Astra mulai ekspor traktor mini Wintor ke Malaysia)

Reiza Treistanto Direktur Velasto Indonesia mengatakan Wintor yang akan menjadi salah satu model mobil perdesaan itu akan dijual mulai Rp 60 juta dengan konsep single platform atau satu model namun bisa diaplikasikan untuk banyak fungsi.

"Jadi kami berikan dua alternatif, yang mana nanti lebih sesuai untuk kebutuhan mobil perdesaan. Dan rasanya kami akan jalan dengan dua model itu," kata Reiza merujuk pada model purwarupa Wintor tipe Bonnet dan semi Bonnet.

Sejak November 2013 hingga saat ini, PT Velasto Indonesia telah memproduksi 1.177 unit Wintor yang tersebar di seluruh Indonesia dengan mayoritas populasi berada di perkebunan sawit di Kalimantan.

Wintor menggunakan mesin diesel 10 HP yang mampu mengangut kelapa sawit dan hasil perkebunan lainnya dengan kapasitas angkut hingga 500kilogram. Konsumsi bahan bakar Wintor hanya 0,5 liter solar tiap jam pemakain.

Jika sebelumnya Wintor menggunakan mesin diesel berkapasitas mencapai 400cc, pada Wintor versi terbaru untuk mobil perdesaan akan menggunakan mesin 550cc.

Pewarta:
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017