Bogor (ANTARA News) - Dr Ir Irzaman dari Institut Pertanian Bogor (IPB) meraih prestasi membanggakan dengan merebut medali perak pada ajang "18th Malaysia International Invention, Innovation and Technology Exhibition" (ITEX), yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia 18-20 Mei 2007. Jurubicara IPB, drh Agus Lelana, SpMP, MSi di Bogor, Senin mengemukakan, Irzaman sudah menjadi staf pengajar tamu di Universitas Malaysia Perlis (UniMap) dari tahun 2005-2006 untuk memberikan kuliah mengenai Ferroelektrik dan Optoelektronik untuk Aplikasi Mikroelektronik. Sedangkan di IPB sendiri, ia mengajar mata kuliah Fisika Dasar, Elektronika Dasar dan Thermodinamika, dan saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Geofisika dan sedang membimbing enam orang mahasiswa S1 dan 20 orang mahasiswa diploma. Kegiatan ITEX tersebut merupakan ajang tahunan yang memamerkan produk untuk di pasarkan ke industri, di mana sejumlah universitas dan industri terkemuka di Malaysia, Kroasia, Iran, Korea, Taiwan, Hungaria, dan Rusia turut ambil bagian. Produk hasil karya Irzaman yang dipamerkan dan berhasil mendapatkan penghargaan medali perak itu adalah dalam kategori electricity/electronics untuk UniMap, dengan topik "Development of Barium Strontium Titanate (BST) Based Sensors/Instrument". "Produk ini adalah murni buatan orang Indonesia (Dr Irzaman), namun saat ini dipamerkan untuk mewakili UniMap karena pembuatannya dibiayai oleh mereka. Alhamdulillah kami berhasil mendapatkan medali Perak," katanya, seperti dikutip Agus Lelana. Ia menambahkan, IPB tidak perlu khawatir inovasi ini akan direbut oleh Malaysia, karena formulanya ada di IPB. Dalam keterangannya, Irzaman menjelaskan bahwa sensor yang terbuat dari bahan yang biasa disebut BST ini lebih murah dan apabila digunakan untuk navigasi atau militer akan sangat sensitif. "Untuk saat ini sensor tersebut lebih diarahkan untuk menjadi saklar otomatis. Apabila sensor tersebut tidak mendapatkan cahaya, lampu yang dihubungkan dengan sensor tersebut akan menyala dengan otomatis," katanya. Untuk sensor suhu, dalam dua tahun akan dicoba untuk dapat menimbulkan tegangan sebesar 0.3 volt. Hal ini berarti dengan tegangan sebesar itu, sensor dapat menghidupkan LED yang terbuat dari bahan Germanium. Ia menambahkan, dengan mengikuti lokakarya dan pameran internasional seperti itu, dapat menambah wawasan dan memperkaya ide dalam mengembangkan material ferroelektrik berbasis BST yang dapat diterapkan dalam pengembangan sensor suhu, sensor gas, dan sensor cahaya. "Kita berharap hal ini dapat meningkatkan mutu SDM Indonesia kelak dan semoga pada ajang ITEX selanjutnya Indonesia dapat ikut berperan serta," katanya. Agus Lelana menambahkan, ada dua kegiatan utama yang diikuti Irzaman sewaktu diundang oleh UniMap pada tanggal 30 April-20 Mei 2007 lalu, yakni lokakarya Ferroelektrik dan Optoelektronik dan Pameran Internasional di Kuala Lumpur, dimana Irzaman dihadirkan dari Indonesia untuk menjadi penceramah utama dalam lokakarya itu. Dalam kegiatan yang dibuka Rektor UniMap Prof Madya Dr Zul Azhar Zahid Jamal itu, hadir sebanyak 20 peserta dari Universiti Malaya, Sirim dan UniMap.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007