Jayapura (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Papua telah membentuk sebuah tim untuk menyelidiki peristiwa penembakan sesama anggota polisi yang melibatkan Briptu Hidayat dan AKP Rony Pasaribu, mantan Kasatlantas Polres Merauke (bukan Kasatlantas Polres Merauke seperti diberitakan sebelumnya), yang terjadi Selasa pagi (22/5). Kapolda Papua, Brigjen Pol Max D Aer, kepada ANTARA News Rabu pagi menyatakan, tim yang terdiri dari anggota Reskrim dan Propam Polda Papua itu akan segera ke Merauke untuk mengungkap masalah penembakan itu, termasuk kepemilikan senjata api yang oleh AKP Rony Pasaribu digunakan untuk menembak Briptu Hidayat dan dirinya. Keduanya tewas di kamar nomor 16 Hotel Asmat, Merauke, Selasa pagi, setelah mantan Kasat Lantas Polres Merauke yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1999 itu menembak Briptu Hidayat sebanyak empat kali dan kemudian menembak keningnya sendiri hingga tewas. Jenazah keduanya pagi ini akan dikirim ke daerah asalnya masing-masing untuk dimakamkan. AKP Rony Pasaribu, yang saat ini masih tercacat sebagai siswa di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) rencananya dimakamkan di Medan, Sumatera Utara, sedangkan Briptu Hidayat dimakamkan di Bojonegoro, Jawa Timur. Kedua jenazah diterbangkan dengan pesawat Merpati Boeing 737-200 dari Merauke dan dijadwalkan transit di Bandara Sentani, Jayapura. Pada saat transit itu, Wakil Kepala Polda Papua, Brigjen Pol Andi Lolo akan menyerahkan sumbangan sebagai ungkapan turut berduka cita dari keluarga besar Polda Papua. "Untuk almarhum Briptu Hidayat, rencananya akan diterima orang tua almarhum karena saat insiden terjadi tersebut, orang tua korban tiba di Merauke," jelas Kapolda Papua.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007