Kotabaru (ANTARA News) - Program percepatan pengembangan (revitalisasi) perkebunan dengan pinjaman dana pusat yang disalurkan melalui lembaga keuangan dan perbankan yang baru digulirkan awal 2007 di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, kebanjiran peminat. "Meskipun baru dua kecamatan yang mendaftar, luas areal yang didaftarkan mencapai 900 ha, melebihi rencara perluasan perkebunan diluar program revitalisasi," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kotabaru, Ir Hasbi M Thawab, melalui Kepala Seksi Produksi dan Peredaran Hasil Perkebunan, M Yusuf, S Sos. Jumlah calon peserta revitalisasi dua kecamatan, Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Tenga tersebut akan terus bertambah setelah 18 kecamatan lain mendaftarkan calon-calon pesertanya yang kinimasih dalam proses. Pendaftaran revitalisasi tahap pertama ini diharapkan selesai Juni mendatangt, dan pada November 2007 sampai dengan Januari 2008 penanaan perdana dapat dimulai. "Saya berharap masyarakat dapat segera menyelesaikan proposalnya paling lambat Juni, karena kita merencanakan paling lambat Januari 2008 penanaman revitalisasi tahap pertama dapat di selesaikan," ucapnya. Selain masyarakat segera menyelesaikan administrasi, Yusuf juga berharap pihak Bank penyalur dapat segera menyampaikan syarat-syarat dan kesiapannya dalam mengakomodir keinginan masyarakat yang menggebu-nggebu dalam menanam karet tersebut. "Kami juga ingin pihak Bank BRI atau yang dipastikan sebagaipenyalur dapat menyampaikan kesiapannya," kata Yusuf. Tholib (51) calon peserta program Revitalisasi dari Desa Sugai Pasir, Pulau Laut Tengah, mengharapkan program ini dapat segera direalisasikan mengingat jadwal pembukaan lahan akan segera datang. Sebelumnya Kadis Perkebunan Kalsel, Haryono menjelaskan, program revitalisasi perkebunan di Kalsel mndapatkan komoditas kelapa sawit dan karet masing-masing seluas 79.000 ha dan 19.000 ha. Bupati Kotabaru, Drs. Sjachrani Mataja, berharap agar masyarakatnya dapat segera menyambut program revitalisasi itu dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur di setiap wilayah desa dan kecamatan. "Kedepan tidak ada lagi sejengkal tanah yang nganggur dan tidak mengasilkan," katanya. Alokasi dana revitalisasi yang disediakan oleh bank penylur untuk kelapa sawit sebesar Rp24,9 juta lebih per Ha, dan perkebunan karet sekitar Rp20,3 juta lebih per ha dan keduanya akan diangsur hingga delapan tahun. Pinjaman pengembangan kebun kelapa sawit Rp24,9 juta lebih akan dicairkan secara bertahap, untuk membuka lahan dan tanam diserahkan Rp10,2 juta juta, pemerliharaan tahun I Rp5,2 juta lebih, II Rp4,9 juta lebih dan tahun III Rp4,4 juta lebih per ha. Sedangkan, pengembangan karet Rp20,3 juta lebih, untuk membuka lahan dan tanam diserahkan Rp9,4 juta lebih, pemeliharaan tahun I Rp2,4 juta lebih, tahun II Rp1,9 juta lebih, tahun III Rp2 juta lebih, tahun IV Rp1,8 juta lebih, dan tahun V Rp2,6 juta lebuh per ha. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007