Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta pelaku industri pengolahan susu di dalam negeri untuk menjalankan komitmen investasinya dan berekspansi sehingga akan berkontribusi dalam menumbuhkan sektor manufaktur dan perekonomian nasional.

"Selain memenuhi kebutuhan produk susu olahan bagi masyarakat, ekspansi usaha akan menimbulkan multiplier effect yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Airlangga lewat keterangan pers diterima di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, Airlangga memberikan apresiasi kepada PT Greenfields Indonesia yang telah mendirikan pabrik baru di Kabupaten Malang serta memproduksi berbagai produk makanan dan minuman berbasis susu segar.

"Ini patut dicontoh, pabriknya terintegrasi dengan peternakan sapi dan proses produksinya telah berstandar internasional," ujarnya.

Pabrik baru yang dibangun tersebut seluas tujuh hektare dengan nilai investasi sebesar Rp335 miliar dan saat ini menambah tenaga kerja sekitar 200 orang.

Kapasitas produksi dari ekspansi ini mampu mengolah susu segar mencapai 72 juta liter per tahun yang dihasilkan oleh 20 ribu ekor sapi perah.


Baca juga: (Kemenperin dukung pabrik baru Greenfields ekspor susu)


Capaian ini dinilai akan mendukung posisi Greenfields sebagai merek susu segar nomor satu di Indonesia.

Menurut CEO of AustAsia Dairy Group, Edgar Collins, Greenfields telah menghasilkan produk susu segar dan olahannya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang masyarakat Indonesia sejak tahun 2000.

"Pabrik baru Greenfields di Desa Palaan ini akan meningkatkan produksi susu segar dalam negeri dan mendukung usaha meningkatkan konsumsi susu per kapita di Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, perusahaan bertekad akan meningkatkan penetrasi merek Greenfields ke pasar luar negeri, di mana saat ini produk Greenfields telah diekspor ke Hong Kong, Singapura, Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar dan Kamboja.

Dirjen Industri Agro Panggah Susanto menyampaikan, industri pengolahan susu merupakan salah satu bagian dari subsektor industri makanan dan minuman.

Subsektor ini sebagai kelompok industri strategis dan mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan laju pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun 2016 sebesar 8,46 persen, di atas pertumbuhan industri pengolahan non migas sekitar 4,42 persen.

"Peran subsektor industri makanan dan minuman pada PDB industri non-migas juga terbesar dibandingkan subsektor lainnya, yaitu mencapai 37,42 persen pada tahun 2016," imbuhnya.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017