Jakarta (ANTARA News) - Tren mobil penumpang serbaguna atau multi purpose vehicle (MPV) di Indonesia perlahan berubah sesuai dengan tuntutan konsumen yang menginginkan kendaraan yang memuat tujuh penumpang namun tetap terlihat bergaya.

Sejarah mobil penumpang di Indonesia bermula pada tahun 1970-an setelah PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors mengeluarkan Colt T100 atau yang dikenal dengan "Colt Bagong" yang mampu memuat banyak penumpang. Setelah itu, Toyota mengeluarkan generasi Kijang yang populer hingga sekarang diikuti mobil penumpang yang banyak bermunculan pada 1990-an.

Pada saat itu, konsep utama mobil MPV adalah mampu memuat banyak penumpang dengan kualitas mesin mobil yang tangguh dan bodi serta sasis yang kokoh.

Namun dalam perkembangannya, mobil penumpang tak hanya dituntut sebagai alat angkut penumpang, melainkan berdesain sporty dan sedikit sentuhan futuristik guna memberikan pengalaman menyenangkan dan rasa bangga bagi pengendara.

"Kalau dahulu, MPV kesannya asal bisa ditumpangi. Kini yang ada nuansa keren, taste SUV, dan ciri khas itu kekuatan kami untuk menyaingi merek lain," kata Osamu Masuko selaku CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC) seusai proses peresmian pabrik Mitsubishi di Cikarang, Jawa Barat, Selasa.

Osamu Masuko menjelaskan situasi dan permintaan pasar saat ini berbeda pada saat pihaknya meluncurkan Mitsubishi Kuda di pasar Indonesia menjelang tahun 2000-an.

"Saat itu kami meluncurkan Kuda karena yang bisa dinaiki banyak orang dengan harga terjangkau," ucap Masuko.

Lebih lanjut, Masuko mengatakan Mitsubishi telah menyiapkan mobil konsep tujuh penumpang yang dikenal dengan nama Mitsubishi XM Concept dengan fungsi layaknya MPV namun punya ciri khas SUV.

"Kalau mobil konsep yang baru desainnya berbeda, juga dengan rasa mengendarai yang beda. Namun lebih ke SUV. Kita memang menggagas cara itu," lanjut dia. "Tidak hanya keren, tapi menyenangkan."

Produksi

Mitsubishi Motors Corporation (MMC) serius menggarap proyek MPV di Indonesia dengan mendirikan pabrik baru berkapasitas produksi 160.000 unit per tahun. Dari kapasitas itu, MPV mendapatkan jatah paling banyak sebesar 80 ribu unit per tahun, disusul Pajero dan kendaraan niaga L300 masing-masing 30 ribu unit.

Masuko menjelaskan jumlah tersebut diharapkan bisa memenuhi pasar domestik serta bisa diekspor ke beberapa negara ASEAN.

"MPV untuk pasar Indonesia dahulu. Produksi di Indonesia, sehingga Indonesia menjadi basis ekspor juga," lanjut dia.

Masuko menambahkan, "Pasar ekspornya, pertama Thailand dan Filipina. Ke depannya lagi bisa ke Vietnam, Malaysia dan pasar baru diluar ASEAN."

Masuko mengakui bahwa persaingan segmen MPV di Indonesia sangat ketat.

"Kami sadari MPV ketat, tapi kami punya keunggulan di SUV. Jadi kami juga akan buat SUV dengan sentuhan dan fungsi yang unggul," pungkas dia.

Sebagai informasi, Mitsubishi resmi bergabung dengan kelompok global Renault-Nissan Alliance sejak akhir tahun lalu. Dengan bergabungnya MMC, maka aliansi itu menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia dengan penjualan kurang lebih 10 juta unit per tahun.

(Baca juga: Tiga strategi utama Mitsubishi di Indonesia)


Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017