Surabaya (ANTARA News) - Soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk mata pelajaran kejuruan tidak bisa terbaca di komputer sejumlah SMK di Surabaya saat hari terakhir pelaksanaan UNBK di wilayah tersebut.

Kepala SMKN 2 Surabaya Djoko Pratmodjo di Surabaya, Kamis mengatakan, tak terbacanya soal tersebut terjadi di sebagian jurusan yang ada di sekolahnya saat sesi pertama UNBK.

"Jurusan audio visual ada yang soalnya kurang atau tidak muncul di komputer. Tidak munculnya soal ini cukup bervariasi. Dari 40 soal, yang muncul ada yang 10, 17, hingga 25 soal," katanya saat dikonfirmasi.

Djoko menjelaskan, kendala tersebut bukan hanya di sekolahnya, namun terjadi secara nasional. Nantinya siswa yang soalnya tidak muncul di komputer dengan jumlah banyak akan diikutkan ujian susulan.

Hal yang sama dialami siswa di SMKN 5 Surabaya. Wakil Kepala SMKN 5 Agus Supriandoro menjelaskan, di jurusan listrik terdapat soal yang gambarnya tidak muncul. Soal yang tidak muncul gambarnya itu diminta untuk dilewati.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Saiful Rachman mengakui adanya kendala UNBK mapel teori kejuruan. Namun, hal itu hanya untuk beberapa mapel saja yang soalnya tidak lengkap.

"Kejadiannya terjadi di SMK negeri dan swasta. Tidak semua mapel kok, hanya tertentu," ujarnya.

Dia menyebut hal itu sebagai kesalahan teknis dari pusat. Saiful menduga, sinkronisasi antara direktorat SMK dengan Puspendik belum optimal, apalagi bidang keahlian di SMK itu cukup banyak.

"Jika hanya satu soal yang tidak terbaca, ujian siswa tetap berjalan. Bila lebih dari 15 soal, diminta mengikuti ujian susulan pada 18 April mendatang. Yang jelas ini bukan ulah hacker, sepertinya hanya masalah sinkronisasi," tutur mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini.

Saiful mengaku akan berkoordinasi dengan Puspendik agar kendala serupa tidak terjadi pada siswa SMA yang ujian mulai Senin (10/4). "Yang seperti itu jangan sampai terjadi lagi di tingkat SMA. Utamanya ujian mapel pilihan siswa," ucapnya.

Kepala Pupendik Kemendikbud, Prof Nizam mengatakan, tim teknis saat ini masih mendalami masalahnya. Hal itu dikarenakan soal uji teori kejuruan memang agak beda dengan yang umum.

Bentuk soalnya lebih kompleks, ada gambar, video, dan sebagainya. Sehingga, mungkin saja tidak bisa jalan karena berbagai faktor hardware maupun software yang ada di masing-masing sekolah.

"Kalau yang tidak muncul lebih dari 10 soal diberi kesempatan untuk ikut UNBK susulan. Sementara, bagi siswa yang mengalami soal hilang di bawah 10, bukan berarti dianggap bonus dengan jawaban benar," tuturnya.

(KR-IDS/E009)

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017