Paris (ANTARA News) - Kendaraan yang dijuluki mobil "pintar" karena adanya sensor untuk memprediksi volume arus lalu lintas, ternyata bisa sama efektifnya dalam hal penggunaan bahan bakar bila dibandingkan dengan mobil hybrid. Temuan itu merupakan hasil penelitian yang dipublikasikan di Paris, pada Rabu waktu setempat. Mobil berteknologi hybrid seperti Toyota Prius menggunakan motor elektrik dan mesin berbahan bakar fosil yang digunakan secara sangat irit. Sebaliknya, mobil "pintar" adalah kendaraan konvensional yang dilengkapi dengan sensor telematik. Peralatan sensor ini terdiri atas sensor dan penangkal sinyal yang bekerja dalam sebuah jaringan. Kemudian menyajikan informasi bagaimana lalu lintas di depan kendaraan sehingga pengemudi bisa tahu kapan harus menambah atau mengurangi kecepatan - yang kemudian tentu saja akan membuat perjalanan terasa lebih lancar sekaligus menghindari fenomena "berhenti-stater" yang sangat menguras bahan bakar. Teknologi telematika untuk berkendara memang sudah dikembangkan, tapi masih banyak pertanyaan seputar keamanan dan isu lain yang akhirnya membuat teknologi ini baru diterapkan secara terbatas. Para ahli mesin dari Universitas Melbourne membandingkan bagaimana kedua jenis mobil mencapai tingkat efisiensi bahan bakar yang bisa dibilang sama. Mereka menguji tiga jenis sedan untuk tiga gaya hidup orang kota mengemudi mobil di Amerika, Australia, dan Eropa. Menurut penelitian itu seperti dilansir AFP, mobil hybrid bisa berhemat 15-20 persen bahan bakar kendaraan bukan hibrid. Tapi ketika dibandingkan dengan mobil yang berteknologi telematika di Australia - yang bisa memprediksi arus lalu lintas minimal 7 detik di depan - peneliti mendapati bahwa tingkat efisiensi berada di titik yang sama antara mobil hybrid dan mobil berteknologi telematika. Sementara di Amerika dan Eropa, tingkat kesetaraan efisiensi bahan bakar antara mobil hybrid dan mobil "pintar" baru bisa dicapai bila tingkat prediksi hingga sekitar 60 detik ke depan. Bila angka prediksi sensor telematika ini bisa ditingkatkan menjadi 180 detik, maka mobil "pintar" akan 33 persen lebih irit bahan bakar daripada mobil hibrid. Para peneliti juga menekankan bahwa hasil temuannya bisa menjadi sumbangan berharga bagi upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, karena laju konsumsi bahan bakar bisa ditekan sedemikian rupa. Bila sensor sederhana dan efektif ini ditempelkan di kota dan mobil-mobil, maka orang akan berpikir ulang untuk membeli mobil hibrid yang mahal.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007