Jakarta (ANTARA News) - Pencopotan Hamid Awaludin dari posisi menteri Menteri Hukum dan HAM dan naiknya Hendarman Supandji sebagai Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) ditanggapi positif oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). "Kami menyambut baik pergantian itu. Hamid Awaludin selama ini banyak masalah. Hendarman Supanji orangnya juga baik. Karena berasal dari dalam, kami kira posisi dia sangat pas," kata Manajer Program Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi Nahdlatul Ulama (GNPK NU) Syaiful Bahri Ansori di Jakarta, Senin. Menurut Syaiful, Hamid selama ini dianggap sebagai pejabat negara yang bermasalah sehingga pencopotannya dari posisi Menteri Hukum dan HAM akan membuat masyarakat lebih optimis dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. "Masyarakat akan lebih optimis dalam pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu. Di dalam susunan KIB hasil reshuffle yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada dua posisi penting di bagian hukum yang direshuffle, yakni Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin yang diganti oleh kader Golkar Andi Mattalata dan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh yang posisinya digantikan oleh mantan Plt Jampidsus dan Ketua Timtastipikor Hendarman Supandji. Menurut Syaiful, kinerja Abdul Rahman Saleh sebenarnya tidak mengecewakan. Namun, Syaiful menduga Presiden Yudhoyono ingin pemberantasan korupsi di Indonesia bisa lebih maksimal dengan memasang Hendarman Supandji sebagai Jaksa Agung. Hendarman, katanya, adalah sosok yang cukup berani. Apalagi, selama menjabat Plt Jampidsus dan Ketua Timtastipikor, ia telah menunjukkan kinerja yang bagus. "Dia itu orang dari dalam kejaksaan sehingga cukup memahami kondisi kejaksaan. Jadi harapan kami, Hendarman bisa memperbaiki sistem di kejaksaan," kata mantan Ketua Umum PB PMII itu. Dikatakannya, tugas yang dihadapi dua muka baru di kabinet itu tidak ringan. Berbagai kasus besar, seperti BLBI harus menjadi fokus utama perhatian mereka. Karena itu, Syaiful berharap Hendarman dan Andi Mattalata menunjukkan kinerjanya yang maksimal. Ukuran keberhasilan mereka, katanya, adalah jika para buron kelas kakap kasus korupsi di Indonesia berhasil ditangkap. "Harapan kami, mereka berhasil mengusut kasus korupsi, seperti kasus BLBI dan kasus-kasus lainnya.Jangan sampai rakyat kecewa. Reshuffle kabinet ini harus membuahkan hasil," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007