Jakarta (ANTARA News) - Mayoritas pemilih Jakarta diyakini sebagai pemilih yang cerdas. Pemilih cerdas ini adalah pemilih rasional yang menjadikan kinerja, rekam jejak dan kemampuan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan dalam pilkada DKI 2017.

"Saya yakin masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang cerdas. Maka di Jakarta ada politik warga," kata Juru bicara Tim Pemenangan Ahok- Djarot, Maruarar Sirait saat saat menjadi pembicara hasil survei Indikator Politik di Jakarta, Jumat.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, Maruarar mengatakan, politik warga tersebut terlihat jelas dari partisipasi publik untuk terlibat aktif dalam proses politik pilkada. Maka banyak orang misalnya membeli baju sendiri baju kotak-kotak atau menggelar berbagai event seperti gala dinner untuk menarik dukungan.

"Saya senang karena hingga saat ini calon pemilih Ahok-Djarot adalah pemilih yang rasional, bukan pemilih psikologis atau pemilih sosiologis. Beruntung Ahok Djarot didukung pemilih cerdas," katanya.

Selain Maruarar sebagai pembicara, rilis survei ini dibedah langsung oleh Direktur Indikator Burhanudin Muhtadi. Sementara hadir dari pasangan nomor satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni adalah Roy Suryo dan pasangan nomor tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno adalah Mardani Ali Sera.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei yang digelar dari 2-8 Februari 2017. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan yang memiliki hak pilih dalam pilkada. Penentuan responden menggunakan metode stratified Systematic random sampling dan margin eror sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95.

Temuan survei menunjukkan jika pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta digelar hari ini pasangan Ahok-Djarot memiliki tingkat elektabiltas teratas sebesar 39,04 persen. Kemudian disusul Anies-Sandi 35,36 persen dan Agus-Sylvi 19,45 persen.

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017