Makassar (ANTARA News) - Banjir dan tanah longsor yang melanda Betteng Batu, Kelurahan Sinyonyoi, Kaluku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (28/4), telah menewaskan satu orang, sementara empat orang lainnya hingga Senin, belum ditemukan. Seorang korban tewas yang sudah ditemukan itu diketahui bernama Pauli (30), sedangkan Samaruddin (20), Rizal (19), P. Rambo (40) dan Udin (22) yang keempatnya masih bersaudara masih dalam pencarian, wartawan ANTARA News melaporkan dari tempat kejadian. Upaya pencarian dan evakuasi terhadap para korban banjir dan longsor di Sinyonyoi tersebut menghadapi banyak kendala karena kondisi geografis desa yang berada dalam kawasan hutan cukup lebat di lereng pegunungan Betteng Batu, sekitar 50 km dari Kota Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Untuk mencapai lokasi musibah saja, warga harus berjalan kaki melewati jalur yang dibuat PT Palapi Timber--salah satu perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di daerah itu--dengan mendaki sejauh tujuh kilometer. Kepala Lingkungan Betteng Batu, Abdul Azis Ahmad, mengemukakan, bencana longsor di daerahnya terjadi saat hujan deras mengguyur selama sehari penuh. Tiga rumah yang didiami para korban yang terletak di tepi Sungai Pure, tiba-tiba dihantam tanah longsor hingga terperosok ke sungai dan hanyut terbawa arus. Kondisi medan yang berat membuat upaya pencarian korban, baru bisa dilakukan Minggu dengan menyusuri Sungai Pure hingga di muaranya yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pemukiman penduduk. Di muara sungai mereka hanya menemukan jenazah Pauli dan puing-puing rumah yang hancur. Dan keempat korban lainnya belum ditemukan, kata Abdul Azis menegaskan. Selain merenggut nyawa penduduk, banjir dan tanah longsor ini juga merusak sekira lima hektare kebun kakao milik warga, jalan, dan jembatan desa sehingga desa itu kini terisolir. Wakil Bupati Mamuju, Umar P dan rombongan, Senin pagi, mengunjungi lokasi musibah dan menyerahkan sejumlah bantuan bahan makanan dan tenda untuk warga sekitar 75 jiwa yang saat ini masih takut tinggal di dalam rumah masing-masing.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007