Jakarta (ANTARA News) - Keluarga sopir bus kargo Scania yang menewaskan 12 orang di bazar Natal di Berlin menilai sang sopir telah diculik oleh orang jahat dan membunuhnya di bazar itu dengan menabrakkan truk itu ke kerumunan orang-orang. Keluarga dan sopir ini adalah orang Polandia.

Polisi Jerman sendiri sudah memastikan bahwa truk itu memang truk curian dari sebuah pabrik konstruksi sebelum dipakai untuk melakukan pembantaian bergaya pembantaian di Nice, Prancis, beberapa waktu lalu. Polisi juga menyatakan seorang pengemudi dari truk yang terdaftar di Polandia itu adalah memang berkebangsaan Polandia.

Ariel Zielinski, sepupu sopir truk yang tewas itu, mengaku terakhir kali berbicara dengan saudaranya itu pada tengah hari, namun pukul 16.00 waktu setempat istri sang sopir sudah tidak bisa menghubungi suaminya itu.

Zielinski sama sekali tidak yakin sepupunya tega melakukan perbuatan keji itu.

Baca Juga : Trump: “teroris Islam” dalang serangan Berlin

Polisi sudah memastikan orang yang ditemukan tewas di dalam truk adalah warga Polandia, namun enggan mengumumkan identitasnya. Seorang lagi ditahan dekat situs tragedi adalah pengungsi.

Zielinski khawatir truk pengangkut berbobot 25 ton itu telah dibajak dalam perjalanan balik ke Polandia.

"Ini sepupu saya. Saya tahu dia sejak saya dilahirkan. Skenario saya adalah mereka telah melakukan sesuatu kepada sopir, mereka telah membajak truk ini karena praktis berada di pusat kota Berlin dan mereka mendapatkan truk tepat untuk melancarkan aksi mereka," kata Zielinski dalam laman Daily Mail.

Truk buatan Scania itu adalah milik perusahaan Arial Zurawski yang berkantor di Gryfino, Polandia barat laut. Saat itu truk penuh dengan muatan baja sehingga truk menjadi makin mematikan.

Baca Juga : Prancis tingkatkan pengamanan pasar setelah serangan Berlin

Zielinski menambahkan, "truk itu sedang dalam perjalanan kembali dari Italia dan tengah di Berlin untuk menurunkan muatannya pagi hari."

Zielinski kini diinterogasi oleh polisi Polandia.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016