Pamekasan (ANTARA News) - Angin kencang disertai hujan lebat, Senin malam sekitar pukul 20.00 WIB melanda, Pamekasan, Jawa Timur dan menyebabkan banyak warga berhamburan keluar rumah.

Warga berhamburan keluar rumah menuju halaman, karena khawatir ada pepohonan roboh yang bisa menimpa rumah mereka, terutama yang di sekitar pekarangan rumahnya terdapat pohon besar.

"Ayo keluar-keluar, jangan diam di dalam rumah takut pohon roboh ke rumah," teriak Edy Sucipto kepada anggota keluarganya.

Rumah Sucipto di Pademawu, Pamekasan ini memang dekat pohon bambu dan jika roboh maka bisa dipastikan menimpa rumah keluarga itu.

Selain warga yang mengumandangkan azan sembari terus memantau hembusan angin yang bertiup sangat kencang itu.

Sementara aliran listri di wilayah ini padam beberapa menit setelah kejadian, dan hingga pukul 21.45 WIB, belum nyata.

Belum ada penjelasan resmi dari PLN setempat terkait pemadaman aliran listri ini, namun dugaan sementara, karena ada kabel listrik yang putus akibat tertimpa pohon tumbang.

Angin kencang yang melanda Pamekasan, Senin malam itu dilaporkan juga terjadi di sejumlah kecamatan lain, seperti Kecamatan Larang, Kadur, Pakong dan Kecamatan Pegantenan dan Kecamatan Tlanakan.

"Disini sampai sekarang juga belum menyala," kata warga Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan Rifki kepada Antara per telepon, Senin malam.

Sementara di Kecamatan Tlanakan, dilaporkan banyak pohon tumbang dan aliran listrik juga padam.

"Kalau disini pohon jati roboh dan nyaris mengenai kantor," kata News Manajer Radio Karimata FM Hendra Zulkarnain.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan sebelumnya telah mengingatkan agar masyarakat berhati-hati akan kemungkinan terjadi angin kencang dan puting beliung.

"Karena berdasarkan prakiraan BMKG cuaca ektrim masih berpotensi terjadi di Jawa Timur bulan ini, termasuk Pamekasan," kata Kepala BPBD Pemkab Pamekasan Akmalul Firdaus.

Sementara terkait angin kencang yang melanda sebagian wilayah kecamatan di Kabupaten Pamekasan ini, Akmalul menyatakan, telah menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) BPBD memantau pekembangan di lapangan.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016