Bojonegoro (ANTARA News) - Warga Desa Ngelo dan Kalangan Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur, yang rumahnya terendam air banjir luapan Bengawan Solo, sejak Sabtu sore mulai mengungsi. Sedikit-dikitnya ada 20 Kepala Keluarga (KK) dan anggotanya di dua desa itu mengungsi di tepi jalan di dekat pemukiman mereka yang terendam air banjir dengan ketinggian 1,5 meter. Camat Margomulyo, Adi Wicaksono, kepada ANTARA News, Sabtu malam menuturkan, di Desa Ngelo ada 76 rumah dan Desa Kalangan 23 rumah yang terendam air banjir berkisar satu -1,5 m. Sebagian warga yang takut dengan naiknya air, berusaha mengungsi ke tepi jalan dengan membuat tenda darurat. "Lainnya masih tetap bertahan di rumah dengan membuat 'umpak' (tempat ketinggian), agar tidak terkena air yang masuk ke dalam rumah, " katanya. Menurut dia, petugas Kantor KB dan Kesejahteraan Sosial , PMI dan Dinas Kesehatan sudah datang ke lokasi untuk membuka dapur umum, termasuk Posko Kesehatan. Ada sekira 42 desa yang tersebar di Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Malo, Trucuk, Kalitidu dan Kota Bojonegoro yang terendam air banjir. Air banjir di daerah itu, mulai merendam sekitar 1.000 rumah warga dengan ketinggian berkisar 0,5-1,5 m, selain itu juga meredam areal pertanian, prasarana dan sarana umum. Di Desa Cengungklung dan Manukan Kec. Kalitidu tercatat 655 rumah, di Desa Batokan dan Mbetel Kec. Kasiman 123 rumah tergenang banjir. "Rumah warga di dua empat desa di Kecamatan Kalitidu dan Kasiman, memang sudah tergenang tetapi karena belum terlalu tinggi hanya berkisar 0,5 m mereka belum mengungsi," kata Komandan Satgas Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi ( PBP ) Pemkab, Pujiono. Daerah terparah terendam air banjir yakni Kec. Malo 12 desa, Trucuk 10 desa dan Padangan sembilan desa. Seorang warga Desa Sumbangtimun Kecamatan Trucuk, Suhadi,menyatakan datangnya air banjir Bengawan Solo, di desanya mulai Sabtu pagi dan sekarang ini tidak hanya di jalanan tetapi juga mulai masuk ke pemu

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007