Jakarta (ANTARA News) - Setelah tujuh pertandingan berakhir seri, ketegangan semakin memuncak pada Kejuaraan Catur Dunia di mana juara dunia asal Norwegia Magnus Carlsen dan Grandmaster Sergei Karyakin dari Rusia bermain seri pada pertandingan seru nan heroik.

Para pakar mengatakan Carlsen yang difavoritkan menang tersudut pada dua pertandingan yang diadakan Jumat dan Sabtu, namun Karyakin tidak bisa memanfaatkan keunggulannya itu dan malah menutup keunggulannya dengan skakmat.

"Dua pertandingan terakhir tidak begitu menarik," kata Carlson seperti dikutip AFP. "Apa pun masih bisa terjadi."

Turnamen catur ini diikuti penuh saksama oleh ratusan penggemar catur yang umumnya khusus datang ke New York semata demi menonton pertandingan catur dunia ini.

Untuk setiap hasil seri, para pemain mendapatkan 0,5 poin. Itu artinya setelah tujuh kali bertanding seri maka Carlsen dan Karyakin sama-sama telah mengemas 3,5 poin.  

Pemain pertama yang mencapai 6,5 poin akan dinyatakan sebagai juara dunia dan berhak mendapatkan hadiah 600 ribu, sedangkan yang kalah mendapatkan 400 ribu euro.

Jika sampai pertanidngan ke-12 pada 30 November nanti terus saja seri, maka pertandingan selanjutnya akan dijadwalkan.

Turnamen adalah luar biasa bagi dua pecatur yang masih sangat muda usia, Carlsen berumur 25 sedangkan Karyakin 26 tahun.

Ini juga kali pertama dua pecatur dari era komputer saling berhadapan sehingga dimaknai sebagai pergeseran generasi catur.

Pertandingan Carlsen melawan Karyakin ini dianggap setara dengan pertandingan legendaris catur pada 1972 antara pecatur Amerika Serikat Bobby Fischer melawan pecatur Uni Soviet Boris Spassky yang pertandinganya selama era Perang Dingin itu dijuluki sebagai "Pertandingan Abad Ini", demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016