Bontang, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin, mengajak pemuda Bontang menggali kembali wawasan kebangsaan Indonesia lewat Sosialisasi Empat Pilar yang digelar dengan menggandeng Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Oak Tree, Bontang, Kalimantan Timur, Kamis.

Penggalian wawasan kebangsaan tersebut, kata Mahyudin, diperlukan untuk menjadi bekal bangsa Indonesia khususnya generasi muda melewati sejumlah tantangan yang dihadapi, seperti kecenderungan ditinggalkannya prinsip ekonomi Pancasila dan kian besarnya intervensi global terhadap pengambilan keputusan di Indonesia.

"Ekonomi Pancasila semakin kita tinggalkan, perlahan cenderung ke ekonomi kapitalis. Ini yang harus kita perbaiki agar kembali menjadi ekonomi kerakyatan, yakni Ekonomi Pancasila," katanya di hadapan ratusan peserta yang mayoritas mahasiswa dan pelajar.

Banyaknya pengaruh asing terhadap kehidupan berbangsa Indonesia, disebut politisi Partai Golkar itu sebagai wujud nyata dari perang asimetris yang tengah dialami Indonesia.

Mahyudin juga menyoroti perlunya semangat menjaga kebhinnekaan Indonesia, yang perlahan semakin tergerus dengan meruncingnya sentimen-sentimen antitoleransi di tengah masyarakat Indonesia karena ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mantan Bupati Kutai Timur itu memberi contoh kegigihan dan semangat kebangsaan yang diperlihatkan anggota MPR, Popong Otje Djundjunan, yang hadir ke Bontang sebagai salah satu narasumber dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI itu.

"Ceu Popong ini harusnya menjadi pelajaran bagi generasi muda, di usianya yang baru memasuki 77 tahun itu menyempatkan menyusuri Kaltim menuju Bontang lewat jalan darat untuk berbagi wawasan kebangsaannya," tutur Mahyudin.

Sementara itu, Wakil Walikota Bontang Basri Rase dalam sambutannya mengajak para peserta berefleksi atas sejumlah ujian terhadap kebangsaan Indonesia, seperti polemik penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan peristiwa pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda, Kaltim, baru-baru ini.

"Kian hari kita semakin dihadapkan dengan berbagai peristiwa yang menguji kebangsaan kita, seperti kasus Ahok dan peristiwa bom di Samarinda. Itu seharusnya menjadi pelajaran agar kita semakin erat dan kuat sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016