Jakarta (ANTARA News) - Rencana kedatangan delegasi parlemen Israel dalam sidang organisasi parlemen sedunia (Inter Parliamentary Union/IPU) di Bali pada 29 April hingga 4 Mei 2007 ditolak anggota parlemen Indonesia yang tergabung dalam Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina. Anggota Kaukus Parlemen untuk Palestina Almuzzammil Yusuf di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, menyatakan, parlemen Israel boleh masuk ke Indonesia dengan beberapa syarat. Israel harus bersedia membebaskan pimpinan parlemen Palestina Abd Aziz Dweik dan 28 anggota arlemen Palestina lainnya, 11 orang mantan menteri dan pejabat Palestina yang sudah ditahan kurang lebih satu tahun oleh Israel. "Jika tidak, kedatangan mereka harus ditolak," kata Almuzzammil Yusuf. Menurut Almuzzammil yang juga Wakil Ketua Komisi III (bidang Hukum), selama Israel belum membebaskan para sandera tersebut, maka pemerintah Indonesia dan semua komponen bangsa harus menolak kedatangan delegasi parlemen Israel. Selama ini sikap parlemen Israel telah pula melecehkan tata pergaulan internasional dan melecehkan keberadaan "Inter Parliamentary Union" sebagai wadah terhormat parlemen dunia. Sikap pelecehan tersebut harus dibalas dengan pelecehan yg setimpal. Almuzzammil menegaskan, Israel tak laik ikut serta di dalam IPU dimana pun acara diselenggarakan. Apalagi jika IPU dilaksanakan di Indonesia, negara yang anti penjajahan di dunia. Pertemuan IPU dijadwalkan berlangsung di hotel Bali International Convention Ceter (BICC) Nusa Dua, Kabupaten Badung, selama lima hari, 29 April hingga 4 Mei 2007. Jumlah delegasi yang akan hadir di Bali mencapai 1.500 peserta berasal dari 148 negara yang direncanakan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 29 April.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007