Banda Aceh (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Air Asia berencana melayani penerbangan internasional langsung Kuala Lumpur, Malaysia - Bandara Sultan Iskandar Muda, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), guna mendukung arus investasi di provinsi itu. "Kami sudah siap mengoperasikan satu unit armada penerbangan Asia Air dari Kuala Lumpur ke Aceh dan sebaliknya. Itu adalah salah satu komitmen kami untuk mendukung arus investasi ke daerah ini," kata manajer perencanaan Air Asia, Yap Mun Ching, di Banda Aceh, Rabu, usai bertemu Wakil Gubernur NAD, Muhammad Nazar. Ia menambahkan, kemungkinan besar penerbangan perdana pesawat Air Asia itu sekitar Juni atau Agustus 2007. "Saat ini, kami dan pihak Pemerintah serta instansi terkait lainnya di Aceh sedang menyelesaikan tahapan tehnis. Mudah-mudahan, persiapan tehnis untuk penerbangan perdana itu tidak ada kendala di lapangan," ujar Mun Ching. Ia menjelaskan, jika rencana penerbangan ke Aceh itu terwujud maka manajemen Asia Air telah mempersiapkan satu unit armada jenis Airbus. "Kami merencanakan penerbangan langsung Kuala Lumpur-Aceh tiga kali dalam sepekan," tambahnya. Perkiraan harga tiket Banda Aceh-Kuala Lumpur itu berkisar antara 20 - 60 dolar AS per-penumpang. "Itu harga tiket perkiraan sementara untuk satu penumpang sebagai ongkos sekali terbang dari dan ke Malaysia," ujarnya. Sementara itu, Wakil Gubernur NAD Muhammad Nazar menyatakan menyambut baik rencana pembukaan rute penerbangan internasional Aceh-Malaysia itu dan siap memberikan berbagai kemudahan bagi perusahaan penerbangan tersebut. "Ini adalah upaya kita bersama untuk mendukung dan memberikan kemudahan bagi siapa saja investor yang akan menanamkan investasinya di Aceh. Kami berharap agar manajemen Asia Air bisa segera mewujudkan niatnya mengoperasikan armadanya di Aceh," katanya. Saat ini, tambah Muhammad Nazar, ada tantangan kecil terkait dengan dunia penerbangan di Aceh yakni kesiapan Bandara Sultan Iskandar Muda, namun hal itu akan segera teratasi atas kerjasama lintas instansi, seperti Bea dan Cukai, imigrasi dan Angkasa Pura. "Tantangan kecil itu antara lain berupa kurang memadainya ruangan di terminal, namun itu kita harapkan untuk sementara beroperasi secara darurat sambil menunggu siapnya terminal permanan pada akhir 2008," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007