Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman memberi sinyal akan membangun Tugu Anti Korupsi bersamaan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2016, yang digelar di Bumi Lancang Kuning itu.

"Saya sudah berdiskusi dengan komunitas mendengar usulan apakah akan dibangun sebuah tugu atau monumen anti korupsi atau sebuah tempat orasi. Kalau dari pihak Pemprov akan ikut bagaimana usulan dari komunitas," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Kamis.

Andi Rachman, sapaan akrab gubernur, mengatakan teknis pembangunan Tugu Anti Korupsi telah dikoordinasikan dengan Dinas Cipta Karya Riau.

"Saya sudah mintak pak Dwi (Kepala Dinas Cipta Karya) untuk segera menyelesaikan. Namun belum diputuskan apakah akan dibangun tugu," sebut Andi.

Sebagai informasi, sebelumnya Pemerintah Provinsi Riau mengajukan usulan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi agar dapat menjadi tuan rumah pada Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2016. Usulan tersebut telah diterima KPK dan ditetapkan kawasan Bumi Melayu menjadi penyelenggara peringatan tersebut.

Andi Rachman, sapaan akrab Gubernur menegaskan, Peringatan Hari Anti Korupsi Internasional menjadi momentum sangat penting bagi kawasan itu dalam perbaikan penyelenggaraan birokrasi bebas dari praktik korupsi.

"Agenda acaranya sudah diterima akan dirumuskan lebih lanjut bersama-sama. Harapan kita tidak hanya sekedar seremonial saja namun manfaat untuk jangka panjang akan ada perbaikan sistem penyelenggaran negara, swasta dan juga masyarakat terhadap budaya anti korupsi," sebut Andi Rachman.

Dalam serangkaian kegiatan, kata dia, akan ada pengenalan budaya anti korupsi dari dini yang melibatkan pelajar dari tingkatan pendidikan usia dini (PAUD) sampai ke jenjang Universitas, pelaku usaha, organisasi masyarakat serta jajaran instansi pemerintahan.

"Acara ini terselenggara bersamaan dengan Hari Rembuk Integritas Nasional," tutur Andi.

Saat ini, Riau menjadi salah satu provinsi yang masuk dalam pengawasan intensif dari KPK. Upaya pencegahan dilakukan diberbagai sektor yang rawan terjadinya praktik korupsi mengingat kawasan setempat merupakan penghasil migas dan perkebunan terbesar.

Pewarta: Fazar Muhardi dan Diana Syafni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016