Banda Aceh (ANTARA News) - Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh Prof Samsul Rizal meluncurkan dua unit mobil listrik Malem Diwa karya sejumlah mahasiswa di perguruan tinggi kebanggaan rakyat Aceh itu.

Peluncuran dua unit mobil listrik yakni Malem Diwa Prototype dan Malem Diwa Urban yang berlangsung di lobi gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh, Selasa, turut disaksikan puluhan mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik (FT) Unsyiah.

"Mobil listrik ini merupakan karya mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT Unsyiah yang nantinya akan diperlombakan pada Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Kompleks Candi Prambanan Yogyakarta pada 1-4 November 2016," kata Prof Samsul Rizal.

Rektor berharap Malem Diwa tersebut harus kembali menjuarai ajang KMHE 2016, di mana sebelumnya malem diwa keluar sebagai juara keempat.

"Semoga kali ini Malem Diwa bisa lebih berhasil dari pada tahun lalu. Jika Malem Diwa kembali berhasil menjadi juara, Unsyiah akan berusaha untuk membiayai tim Malem Diwa untuk kembali berkompetisi di Shell Eco-marathon di Singapura tahun depan," katanya.

Rektor Unsyiah juga berharap nantinya ada pihak yang bersedia mendanai karya mahasiswa Unsyiah, seperti dari Pertamina, LPDP dan pihak lainnya, sehingga berbagai karya anak bangsa tersebut dapat terus berkembang.

Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT Unsyiah, Dr Iskandar menargetkan tim Malem Diwa akan kembali berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon pada Maret 2017 di Singapura.

"Saat ini tim yang juga dibimbing oleh para dosen sedang fokus pada kompetisi KMHE 2016. Selain mobil listrik, rencananya para mahasiswa juga akan kembali membuat inovasi baru berupa robot terbang," katanya.

Wakil Dekan III FT Unsyiah Dr Zahrul Fuadi mengatakan, mobil listrik tersebut berhasil dibuat berkat kerja sama dan kebersamaan.

"Kami berharap FT dapat menghasilkan produk-produk lain yang inovatif," katanya.

Ketua Tim Malem Diwa, Reza Alfurqan menjelaskan, mobil listrik malem diwa protype X2.0 dan malem diwa urban R1.0 terdiri atas kelas yang berbeda. Mobil jenis prototype dirancang untuk mengikuti kontes, sedangkan mobil listrik urban didesain menyerupai mobil pada umumnya yang dapat digunakan pada jalan kota.

"Kedua mobil ini sama-sama efisien. Butuh waktu tiga bulan untuk persiapan pembuatannya dan tiga bulan untuk kerja ekstranya," kata mahasiswa FT Unsyiah itu.
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016