Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf menyampaikan pentingnya dampak fenomena Nilai Rantai Global atau Global Value Chain (GVC) saat menjadi panelis di WTO Public Forum pada Selasa (27/9) di markas besar WTO di Jenewa, Swiss.

Nilai Rantai Global yang dimaksud Nurhayati adalah proses produksi dari bahan mentah hingga bahan jadi yang diproses di banyak negara.

Data dari WTO menyebutkan, GVC menyumbang 70 persen dari total perdagangan global.

Nurhayati menekankan pentingnya mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia untuk lebih terlibat dalam GVC.

Diantara tiga panelis lain yang diwakili oleh OECD, Parlemen Uni Eropa, dan Parlemen Pakistan, Nurhayati menekankan pentingnya dibuat suatu kebijakan untuk melindungi ekonomi lokal, menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta untuk menciptakan investasi yang berkeadlian yang dapat dinikmati semua masyarakat.

Nurhayati juga menyoroti agar kebijakan yang dibuat harus mampu mendorong UMKM dalam negeri agar dapat menerima manfaat dari GVC melalui peningkatan kemampuan dan kompetensi, pembangunan kapasitas, serta transfer teknologi.

Sebagai tokoh perempuan, Nurhayati tidak lupa menekankan pentingnya memberdayakan perempuan.

Hingga saat ini menurut Nurhayati perempuan masih mengalami ketimpangan dibanding pria terutama dalam bidang pendidikan, lapangan pekerjaan, serta aktivitas ekonomi lainnya.

"Pemberdayaan perempuan sejalan dengan Target Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang disepakati para pemimpin dunia pada tahun lalu" kata dia.

Dalam sesi tanya jawab, Charles Honoris menyampaikan pandangannya serta bertanya kepada panelis terkait peran penting e-commerce yang sangat berkembang dalam beberapa tahun terakhir seiring kian mudahnya akses internet. Dia bertanya bagaimana parlemen Pakistan dalam mendukung e-commerce.

Plenary session yang berlangsung selama 90 menit tersebut berjalan dengan sangat menarik dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta.

"Jangan sampai GVC menjadi bentuk kolonialisme baru dari negara maju terhadap negara miskin," kata Nurhayati mengakhiri sesinya.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016