Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, melemah dua poin menjadi Rp9.097/9.099 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya pada Rp9.095/9.110, karena pelaku pasar cenderung melepas rupiah. Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Yusuf, di Jakarta, mengatakan rupiah ketika pasar dibuka sempat menguat hingga mencapai Rp9.088 per dolar AS, namun kemudian melemah setelah Bank Indonesia (BI) kembali memasuki pasar mengantisipasi pergerakan rupiah tersebut. BI menahan gerakan rupiah yang cenderung menguat dengan melepas mata uang lokal itu dan membeli dolar AS dalam jumlah tidak besar, katanya. BI, lanjutnya, hanya menahan pergerakan rupiah saja agar tidak terus bergerak naik lebih jauh, karena dikhawatirkan rally yang terus berjalan akan berbalik menekan mata uang lokal itu. Melemahnya rupiah, menurut dia, juga tertekan oleh merosotnya pasar saham regional seperti indeks Nikkei, Jepang turun 0,09 persen dan indeks Kospi, Korea Selatan, 0,1 persen. Meski demikian rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, apalagi faktor positif masih mendukung pergerakan rupiah lebih lanjut, tuturnya. Dolar AS di pasar mencapai 119,35 yen, euro menjadi 160,37 yen dan euro terhadap dolar AS jadi 1,3438 Ia mengatakan merosotnya pasar saham itu, karena pelaku khawatir dengan prospek ekonomi AS yang merupakan pasar potensial produk negara-negara Asia. Apalagi negara paman Sam itu masih khawatir dengan inflasi yang cenderung meningka. Inflasi AS masih membayangi pertumbuhan ekonomi negara tersebut, ucapnya. Pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih berada dalam kisaran yang sempit belum melebar, karena rupiah diperkirakan masih dapat kembali menguat, apalagi faktor positip masih menyelimuti pergerakannya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007