Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR, Abdul Kadir Karding meminta pemerintah mengantisipasi maraknya golongan putih (golput) dalam Pilkada 2017.

"Yang patut diwaspadai adalah masih maraknya fenomena golput. Golput ada dua faktor yakni golput karena kesadaran dan golput karena adminsitrasi atau ada kendala-kendala lain sehingga rakyat tidak bisa menggunakan hak pilihnya,” kata dia dalam "Dialog Ini Baru Indonesia" di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu, seperti dalam keterangan tertulis MPR.

Menurut Karding, fenomena golput umumnya muncul karena dua sebab, yakni administrasi dan kendala lainnya seperti dipaksa atau dibayar untuk tidak memilih. Jika golput karena kesadaran, sambung dia, maka harus disadarkan misanya melalui pemberian pemahaman tentang kenegaraan dan pentingnya memilih pemimpin yang baik.

“Calon pemimpin juga seharusnya memberikan edukasi yang baik kepada calon-calon pemilih dan pemilih juga harus memilih calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria pemimpin yang baik dan amanah, harus berdasarkan kualitas dan kapabilitas calon bukan hanya sebatas suka saja,” ujar dia.

Menurut Karding, peran serta dan partisipasi rakyat dalam suksesnya pilkada sangat diharapkan sebab, suksesi kepemimpinan daerah akan kembali juga kepada rakyat.

Sementara itu, Pimpinan Lembaga Pengkajian MPR RI dan mantan Pimpinan MPR RI periode 2009-2014, Ahmad Farhan Hamid mengingatkan agar rakyat tak kehilangan hak pilihnya dalam pilkada serentak tahun depan.

“Hal ini harus disadari betul oleh seluruh rakyat Indonesia. Janganlah membuat gerakan-gerakan dan hasutan-hasutan untuk menjadi golput apalagi mengajak orang lain untuk golput. Kita harus sadar bahwa partisipasi kita dalam memilih adalah hak kita sebagai rakyat dan hak kedaulatan kita sebagai rakyat,” kata dia.

Farhan menambahkan, bila nantinya ada calon pemimpin yang ada tidak sesuai kriteria, seharusnya tak serta merta orang memilih golput.

“Parpol juga harus bertanggung jawab terhadap edukasi masyarakat tentang ketatanegaraan dan demokrasi secara benar, sebab parpol ‘tangannya’ bisa sampai ke pelosok-pelosok. Pergunakanlah mesin politik parpol untuk melakukan edukasi kepada masyarakat,” pungkas dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016