Sidoarjo (ANTARA News) - Produksi suku cadang menjadi sektor unggulan para penggiat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, namun sayang mereka masih mengadapi kendala sumber daya manusia (SDM) dan bahan baku yang mahal.

"Kendala dasar semua UMKM di Jawa Timur itu SDM," ujar Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis Waru, Ahmad Nur Falakhudin kepada ANTARA News di Kureksari Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa.

Falakh menilai, kebanyakan perajin belum mempertimbangkan standar keamanan dan kualitas yang komprehensif, padahal kualitas produk yang baik memungkinkan perajin menjadi pemasok bisnis di industri otomotif.

"Produk manufaktur UMKM di Waru semuanya spare part (suku cadang) otomotif. Di jual after market. Kami mencoba menyalurkan produk UMKM agar bisa memenuhi standar PT AHM (Astra Honda Motor)," kata Falakh.

Dia mengatakan, keberadaan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB), bisa menjadi upaya salah satu jalan mengatasi kendala ini.

"Ada 500 UMKM yang bermitra dengan kami, terdiri dari manufaktur, kerajinan, bengkel dan makanan serta minuman. Di 2016 kami sudah punya sektor unggulan, yakni manufaktur," kata dia.

Menurut Falakh, saat ini ada empat UMKM logam di Waru yang menyerap 70 orang tenaga kerja dengan rata-rata usia 15 tahun.

"Produksi teman-teman semakin baik, semakin tertata setelah ikut training. Peningkatan produksi kira-kira 25 persen," kata Falakh.

Hal senada disampaikan salah satu penggiat UMKM Manufaktur di Waru, Kasiadi, yang juga mengeluhkan SDM dan harga bahan baku logam.

"Bahan baku mahal. Kami harus beli melalui distributor. Sementara kalau beli di pabrik ada minimum order-nya, kami belum bisa memenuhi," keluh dia.



Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016