Bandung (ANTARA News) - Dua sejarawan dari Universitas Padjadjaran, Prof DR Nina S Lubis dan DR Taufik Abdullah, menegaskan bahwa sosok dan kepahlawanan pemuda Mohamad Toha yang disebut dengan julukan "Pahlawan Bandung Selatan" adalah nyata. "Ada saksi-saksi yang menguatkan, beberapa di antaranya masih hidup. Sosok dan kepahlawannya adalah nyata. Mereka menjadi saksi primer yang akan memberikan kesaksian," kata pakar sejarah Unpad, DR Nina S Lubis, di Bandung, Rabu. Nina menyebutkan, Mohamad Toha sudah dua kali diusulkan kepada Pemerintah untuk dijadikan Pahlawan Nasional karena perjuangannya dalam rangkaian peristiwa heroik "Bandung Lautan Api" 61 tahun silam. Namun saat itu terhalang karena tidak adanya saksi primer yang mengenal dan tahu perjuangan Toha. "Saat ini sudah ada 10 saksi primer, semuanya masih ada (hidup)," kata Nina S Lubis yang mengecam anggapan bahwa Mohamad Toha adalah sosok fiksi. Khusus untuk membahas pengajuan kembali Mohamad Toha menjadi Pahlawan Nasional, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Barat, kalangan akademisi, dan birokrat melakukan pertemuan khusus di Basement Gedung Sate Bandung untuk membahas peristiwa BLA dan sosok Mohamad Toha. Hadir pada pertemuan itu selain kedua sejarawan, juga saksi primer dari keluarga Mohamad Toha, serta beberapa bekas pejuang wanita yang sempat mengenal Toha, seperti Ny Sutono, Ny Sukanda, dan Ny Abdullah Saleh. "Mohamad Toha lahir di Gang Banceuy, Kota Bandung, sedangkan akhir hayatnya berakhir saat meledakan gudang mesiu di Dayeuhkolot," kata Nina Lubis. Sejarawan Taufik Abdullah menegaskan kepahlawanan Mohamad Toha tidak meragukan lagi karena data dan saksi primer sudah menyampaikan kesaksiannya. "Sosok Toha saat gugur berusia 19 tahun," kata Taufik Abdullah. (*)

Copyright © ANTARA 2007