Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pemasyarakatan Depkum HAM Mardjaman BcIP mengatakan pemerintah (Dirjen Pemasyarakatan) terus berupaya menekan angka kematian di dalam Lembaga Pemasyarakatan maupun Rumah Tahanan yang akhir-akhir ini menjadi isu pemberitaan, dengan melibatkan berbagai pihak. Kepada wartawan di Jakarta, Selasa sore, ia mengatakan angka kematian napi maupun tahanan, khususnya di LP/rutan besar, pada 2006 sebanyak 813 orang. Dari jumlah itu, lanjutnya, 614 orang di antaranya dari kota besar yang padat huniannya, seperti LP/rutan yang ada di DKI Jakarta dan Banten, sedangkan 199 orang lainnya yang meninggal tersebar di lebih dari 300 LP atau rutan di Indonesia. "Memang peristiwa ini terkonsentrasi di LP Salemba, LP Cipinang, dan LP Tangerang," kata Mardjaman. Namun demikian pada beberapa LP yang padat, misalnya LP Batam, LP Bogor, Rutan Bandung, angka kematiannya sangat kecil. Padahal kapasitas LP Batam 200 orang namun diisi 1.200 orang, sementara LP Bogor kapasitas 400 orang diisi 1.600 orang, dan Rutan Bandung kapasitas 500 orang diisi 2.000 orang. Di sana kejadian meninggalnya napi, misalnya, terjadi pada napi yang mendekam di LP antara 0-6 bulan. Setelah mengetahui angka kematian napi/tahanan yang tinggi di wilayah DKI, maka menurut Mardjaman pihaknya melakukan kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk menanggulanginya. Hasilnya, menurut dia, angka kematian pada 2006 jika dibanding 2005 mengalami penurunan. Sementara itu pada 2006 penghuni LP/Rutan di DKI Jakarta sekitar 19.000 orang, angka kematiannyas 351 orang. Ia menambahkan bahwa pemerintah juga telah menganggarkan untuk biaya kesehatan bagi napi, termasuk juga untuk biaya rawat inap di rumah sakit di luar LP. Sementara itu, angka kematian di LP Pemuda Tangerang sampai 2007 sebanyak 49 orang, 41 orang di antaranya adalah napi/tahanan yang masuk ke LP/rutan karena kasus narkotika. Dari 116.000 penghuni LP/rutan di seluruh Indonesia, lebih dari 32.000 orang tersangkut narkotika. "Jumlah itu kalau dihitung prosentasenya sebanyak 30 persen lebih," katanya. Upaya yang juga dilakukan untuk mencegah angka kematian, khususnya bagi napi yang terlibat narkotika, pada 2007 ini akan dioperasikan LP Narkotika yang berada pada satu kawasan dengan rumah sakit, yaitu LP Narkotika Yogyakarta yang satu kawasan dengan Rumah Sakit Gracia. Selain itu, saat ini juga sudah dibangun rumah sakit di LP Cipinang dengan kapasitas 200 tempat tidur. "Upaya-upaya itu sudah kita lakukan," demikian kata Mardjaman yang dalam kesempatan itu didampingi Elemen masyarakat, antara lain Prof Dr Samsul Rizal dari Yayasan Pelita Hati, dan Baby James Aditya dari partisan club. Dua aktivis LSM itu selama ini banyak bekerjasama dengan Dirjen Pemasyarakatan dalam upaya penanggulangan HIV AIDS di LP/rutan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007