Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) meminta PT Pertamina EP dan PT Medco EP Indonesia mengajukan "plan of development" (PoD) baru tentang Blok Senoro-Toili menyusul perubahan peruntukkan hasil produksi gas dari blok tersebut. Deputi Perencanaan BP Migas Achmad Luthfi di Jakarta, Selasa, mengatakan, sebelumnya, PoD blok tersebut diperuntukkan pembangkit listrik, namun belakangan berubah untuk kilang "liquified natural gas" (LNG). "Karena berubah, maka PoD juga berubah," katanya. Menurut dia, Pertamina dan Medco sebagai pemilik blok perlu melakukan pembicaraan perubahan PoD tersebut terlebih dahulu. Lutfhi mengatakan, pihaknya menunggu penyampaian secara resmi perubahan PoD tersebut. "Mereka sudah menyatakan secara lisan. Resminya belum," katanya. Produksi gas Blok Senoro-Toili di perbatasan Sulteng dan Sultra akan digabung dengan gas Blok Donggi di Sulteng untuk dijadikan LNG di kilang yang rencananya didirikan di Senoro, Sulteng. Kilang mini karena hanya berkapasitas dua juta ton atau antara 30 sampai 35 kargo per tahun itu dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir 2009. Rencananya, produksi LNG akan diekspor ke Jepang. Blok Senoro-Toili dimiliki Medco Energi bersama Pertamina dengan porsi kepemilikan masing-masing 50 persen. Sedangkan Blok Donggi sepenuhnya dimiliki Pertamina. Kedua blok memiliki cadangan 2,3 triliun kaki kubik. Biaya pembangunan kilang diperkirakan mencapai antara 700 juta hingga satu miliar dolar AS yang sebagian akan ditanggung pembeli.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007