Jakarta (ANTARA News) - Industri makanan dan minuman nasional dinilai terkuat dalam menghadapi pertarungan pasar bebas terutama pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang terus tumbuh dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Kami percaya sektor ini kuat dan mampu bersaing di pasar ASEAN,” kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto di Jakarta, Jumat.

Sektor prioritas ini memiliki daya saing tinggi karena didukung dengan sumber daya alam yang cukup potensial seperti pertanian, kelautan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.

Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman merupakan sektor yang strategis dan berperan penting bagi pertumbuhan industri non migas.

Hal ini ditunjukan dengan laju pertumbuhan positif sebesar 8,20 persen pada triwulan II tahun 2016.

Peningkatan kekuatan industri makanan dan minuman di dalam negeri akan disokong pula melalui ketersediaan pasokan bahan baku dan energi. “Oleh karenanya, kami berupaya industri ini diusulkan untuk mendapatkan penurunan harga gas. Itu salah satu kunci sukses untuk menjaga pertumbuhan dan daya saingnya,” ujar Panggah.

Kebijakan strategis lain yakni peningkatan standar produk melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), peningkatan kualitas sumber daya manusia industri melalui penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan percepatan pembangunan infrastruktur.

Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penyelarasan kebijakan pusat dan daerah, serta penyederhanaan birokrasi perijinan dan investasi.

Panggah optimistis, jika berbagai kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik, industri makanan dan minuman mampu memenangkan persaingan di pasar MEA. “Maka diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder dalam mendukung langkah strategis tersebut,” tegasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016