Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa sanksi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran sehubungan pengembangan nuklirnya bukanlah tujuan utama, namun sanksi itu bersifat persuasif agar Iran mau mengambil jalur perundingan. "Sanksi bukanlah tujuan utama. Sanksi haruslah bersifat persuasif agar suatu negara mengubah posisi melalui jalur perundingan," kata Presiden Yudhoyono ketika memberi sambutan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara Jakarta, Jumat malam. Menurut Presiden, proses penyelesaian krisis nuklir ke Iran belum selesai dan pemerintah Indonesia akan terus mendorong dan mengajak semua pihak untuk bersikap adil dan mengedepankan dialog atau perundingan. Presiden kembali menegaskan posisi dan sikap Indonesia yang tetap konsisten, yaitu agar permasalahan nuklir Iran tetap diselesaikan secara damai melalui jalur diplomasi dan perundingan. "Indonesia menolak setiap penggunaan kekuatan militer untuk penyelesaian masalah nuklir Iran," katanya. Lebih lanjut Presiden mengatakan Indonesia mendukung penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan setiap negara berhak melakukannya termasuk Iran. Jika terdapat silang pendapat apakah teknologi nuklir itu digunakan untuk tujuan damai atau tujuan militer, maka penilainnya dikembalikan pada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang memiliki parameter dan standar serta kompetensi untuk menilai. Oleh karena itu, kata Presiden, meskipun situasinya semakin rumit dan tegang serta meski sudah ada dua resolusi dewan keamanan PBB tentang nuklir Iran, Indonesia tetap berupaya untuk melahirkan sebuah solusi yang damai. Indonesia, lanjutnya, mengajak negara-negara sahabat termasuk di Timur Tengah untuk meredakan ketegangan dan konflik senjata baru di kawasan Timur Tengah. "Kita ingin Timur Tengah juga di Asia dan dunia terhindar dari perang terbuka apalagi disertai senjata nuklir," katanya. Oleh karena itu, Presiden mengharapkan masyarakat dan umat Islam di tanah air untuk memahami langkah yang diambil pemerintah yang menyetujui resolusi PBB terhadap Iran. Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan peran Indonesia di dunia internasional untuk menciptakan perdamaian dunia seperti di Lebanon, Palestina serta Irak. Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut, Bupati Fak-fak, Irjabar, dr Wahidin Puarada MSi menyampaikan hikmah Maulid bertema meneladani Nabi Muhammad SAW untuk mencapai kesuksesan. Hadir dalam acara tersebut ibu Ani Yudhoyono, pimpinan lembaga negara seperti Ketua MPR Hidyat Nurwahid, Ketua BPK Anwar Nasution, dan Ketua MK Jimly Asshiddiqie Selain itu juga tampak hadir para menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta sejumlah duta besar negara sahabat.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007