Samarinda, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Kelompok Al Habsyi Misaya, salah satu faksi kelompok bersenjata Filipina, Abu Sayyaf, mengancam akan membunuh empat ABK kapal tunda Charles jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuhi perusahaan.

"Saya dihubungi orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy Misaya, mengancam akan membunuh kru kapal tunda Charles satu persatu jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuh," ujar istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati, di Samarinda, Rabu.

Ia mengaku pertama kali ditelepon orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy, sekitar pukul 17.17 WITA Selasa (26/7).

"Orang yang menelpon itu menggunakan bahasa Inggris dan menyampaikan uang tebusan terhadap empat kru kapal tunda Charles yang mereka tawan sebesar Rp250 juta peso atau sekitar Rp69 miliar," katanya.

"Setelah menelpon, saya kembali mendapat pesan singkat melalui telepon genggam saya dari nomer Filipina yang kembali menegaskan uang tebusan empat ABK kapal tunda Charles yang mereka minta, yakni 250 juta Peso. Pada pesan singkat berbahasa Inggris itu, mereka menyampaikan agar pesan tersebut juga disampaikan kepada presiden Republik Indonesia dan media," tutur Megawati.

Pada pukul 10.08 WITA Rabu, orang yang mengklaim dari kelompok Al Habsy, lanjut Megawati, kembali menghubungi melalui nomer telepon berbeda.

Kali ini tambah dia, pihak penyandera sudah mengeluarkan ancaman yang sama dan meminta Megawati menyampaikan tuntutan dan ancaman itu ke pihak perusahaan. Artinya, selain mereka mencoba melibatkan negara (presiden) dan perusahaan yang mempekerjakan keempat ABK kapal tunda Charles itu. 

Pada pukul 11. 52 WITA Rabu, pihak penyandera kembali menghubungi Megawati, mempertegas ancaman akan membunuh keempat kru kapal tunda Charles yang mereka sandera, jika uang tebusan tidak segera diberikan.

Pada komunikasi kedua kalinya itu, lanjut Megawati, salah seorang sandera yang paling senior yakni, Muhammad Nasir (masinis III kapal tunda Charles) sempat diberi kesempatan berbicara.

"Mereka meminta, jika uang tebusan itu sudah siap agar langsung diantar ke Filipina. Mereka hanya menyebut keempat sandera yang saat ini mereka tawan yakni, suami saya (Ismail), Muhammad Sofyan (olieman), Muhammad Nasir, serta Robin Piter (juru mudi)," kata dia. 

"Selama komunikasi sejak kemarin, mereka tidak menyebut tiga ABK lain kapal tunda," kata Megawati.

"Kami sudah menghubungi pihak perusahaan dan menyampaikan tuntutan para penyandera. Tapi, manajemen PT Rusianto Bersaudara menyatakan, tidak bisa mengambil keputusan dan tuntutan para penyandera itu akan disampaikan ke pemerintah pusat," tuturnya.

Megawati yakin orang yang mengklaim sebagai anggota kelompok Al Habsy itu adalah orang yang sama dengan yang saat pertama kali menghubungi,  yakni pada Rabu (23/6). Saat itu penelefon menyatakan mereka menculik dan menyandera para ABK kapal tunda Charles itu. 

"Saya sempat berbicara dengan salah seorang sandera, Pak Muhammad Nasir, dan menanyakan bagaimana kondisi mereka. Pak Nasir mengatakan, untuk sementara mereka baik-baik saja. Nada suara pak Nasir tidak seperti biasanya dan terkesan sedikit tertekan. Dari pembicaraan selama sembilan menit itu, saya mendengar sepertinya dia diarahkan penyandera," kata Megawati.

Sementara, istri Piter (juru mudi kapal tunda Charles), Elona, berharap suaminya dan kru lainnya dapat segera dibebaskan. "Kami berharap, semua sandera dapat dibebaskan dengan selamat," ujar Elona.

Tujuh WNI ABK kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6) yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (masinis II), Muhammad Nasir (masinis III), Muhammad Sofyan (olieman) serta Robin Piter (juru mudi).

Pewarta: Amirullah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016