Batam (ANTARA News) - Dari identifikasi awal, polisi menemukan adanya indikasi sabotase dalam ledakan di pelabuhan pengapalan milik PT Karimun Granite di Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat pekan lalu. Dari penyelikian polisi pun diduga kuat ledakan itu bukan berasal dari bahan peledak dari gudang PT Karimun Granite yang berjenis high explosive (berdaya ledak tinggi). Menurut Kasat II Reskrim Polda Kepulauan Riau (Kepri) AKBP Puja Laksona, empat ledakan di PT Karimun Granite itu berasal dari bahan peledak jenis low explosive (berdaya ledak rendah) yang sengaja diledakan dengan tujuan sabotase. "Pelakunya sangat profesional sehingga empat ledakan di beberapa tempat sangat sempurna," kata Laksana di Batam, Senin. Empat ledakan di dua pelabuhan pengapalan milik Karimun Granite yang berlokasi di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Jumat (23/3) pukul 01.40 tersebut sangat sempurna sehingga Tim Labfor Polda Medan harus lebih teliti dalam menyelidikinya. "Tim labfor kesulitan mengumpulkan barang bukti, karena beberapa jenis bahan peledak yang digunakan menyatu dengan material granit," katanya. Ia mengatakan, untuk lebih memastikan bahan-bahan yang dipergunakan, Tim Labfor Polda Medan sedang menyelidiki barang bukti seperti belt conveyor (alat pengangkut hasil produksi menuju tongkang), karena kemungkinan masih ada sisa-sisa bahan-bahan ledakan yang masih tertempel. Menurutnya, polisi sudah memeriksa sekira 29 saksi dan kemungkinan masih akan terus bertambah. Ia mengatakan, kendati jenis bahan peledak yang digunakan low explosive, tetapi daya ledakannya tetap membahayakan. Bahan peledak jenis "low explosive" ini sering dipergunakan para pelaku dalam sejumlah peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun lalu "Meskipun bahan peledak tersebut mempunyai daya ledak yang kurang dahsyat dibandingkan dengan bahan peledak high explosive, ledakkannya sangat rapi dan dilakukan secara profesional," kata Puja.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007