Saya mengacungkan dua jempol kepada Presiden."
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil mengatakan bahwa Komisaris Jenderal Pol. Tito Karnavian jika terpilih menjadi Kapolri mampu menghadapi tantangan besar, yakni memimpin para seniornya.

"Tito yang ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi calon Kapolri melampaui lima angkatan polisi di atasnya, yakni angkatan 1982 hingga 1986," katanya diskusi "Dialektika: Mengapa Presiden Pilih Tito Carnavian?" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

Menurut Nasir, kalau Tito Karnavian mampu memimpin para seniornya, maka akan berjalan mulus, tapi sebaliknya kalau tidak bisa, maka akan menjadi kendala besar.

Para senior yang dilampaui Tito, menurut dia, masih sangat banyak, dan apakah tidak ada seorang pun perwira tinggi dari lima angkatan tersebut layak menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, dalam penunjukan Kapolri biasanya salah satu pertimbangan adalah angkatan, agar tidak terjadi kendala psikologis.

Nasir juga mengatakan, biasanya Kapolri dan Panglima TNI, satu angkatan.

Panglima TNI saat ini, Jenderal Gatot Nurmantyo, alumnu Akademi Militer angkatan 1982, sedangkan Tito Karvavian angkatan Akademi Kepolisian 1987.

Nasir menegaskan, dirinya mengapresiasi dan menghormati keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menunjuk Tito Karnavian sebagai calon Kapolri.

Menurut dia, Tito memiliki prestasi baik dalam karirnya sebagai polisi, dan Presiden Jokowi patut diapresiasi karena berani melakukan potong generasi sampai lima angkatan di Polri.

"Saya mengacungkan dua jempol kepada Presiden," katanya.

Nasir Djamil juga mengingatkan, Tito Karnavian yang saat ini berusia 52 tahun terlalu cepat diusulkan menjadi Kapolri, sehingga kalau terpilih membuat masa jabatannya akan sangat lama.

"Kalau terlalu lama menjadi Kapolri juga dapat menimbulkan kendala," katanya menambahkan.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016