Jakarta, 15 Maret 2007 (ANTARA) - Departemen Kehutanan sebagai delegasi Pemerintah Indonesia, menghadiri Pertemuan Internasional ke-V Review dan Implementasi dari Komite Kerjasama PBB (United Nations Convention to Combat Desertification/UNCCD), yang telah dimulai pada hari Senin tanggal 12 Maret 2007. Pertemuan dibuka oleh Wakil Presiden Argentina, Don Daniel Scioli, dan diikuti oleh sekitar 129 negara yang sudah menandatangani Konvensi UNCCD. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal RLPS Departemen Kehutanan, Ir. Darori, didampingi oleh Direktur Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Suharisno, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Achmad Fauzi Mas'ud, dan Tenaga Ahli Manajemen DAS dan Konservasi Tanah dan Air dari IPB, Prof. Naek Sinukaban. Pertemuan ini merupakan forum diskusi para anggota Committee for the Review of the Implementation of the Convention (CRIC), yang merupakan pertemuan tahunan menjelang sidang Conference of the Parties (COP) dari UNCCD. Tujuannya untuk membantu para pihak menemukan masalah yang dihadapi dalam mengimplementasikan program-program UNCCD. Pada setiap pertemuan CRIC, yang pertama di Markas Besar FAO di Roma, CRIC kedua di Havana-Kuba, CRIC ketiga di Bonn-Jerman, dan CRIC keempat tahun 2006 di Nairobi-Kenya, Indonesia selalu aktif menyuarakan betapa pentingnya upaya-upaya penyelamatan hutan, tanah, dan air oleh seluruh komunitas dunia. Sebab kerusakan lingkungan di satu negara, akan menimbulkan dampak perubahan lingkungan (iklim dan cuaca) di negara-negara lain. Oleh karena itu, kerjasama dan komitmen antara negara dalam upaya penyelamatan hutan, tanah, dan air menjadi sangat penting. Mengingat posisi Indonesia yang berada di iklim tropis dengan curah hujan tahunan cukup tinggi, secara keseluruhan lahan-lahan kritis di Indonesia, mungkin tidak akan menjadi gurun pasir. Namun demikian, proses ke arah penggurunan harus selalu diwaspadai, terutama kegiatan yang mengarah kepada pengrusakan dan konversi hutan untuk tujuan lain. Sebab hutan adalah paru-paru dunia, dan kegiatan pengrusakan hutan yang tidak terkendali, akan menyebabkan perubahan iklim dunia yang tidak terkendali pula. Saat ini, telah terjadi perubahan iklim dunia yang mengarah kepada pemanasan global. Hal ini memerlukan perhatian dan penanganan serius oleh seluruh negara di dunia. Sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah Indonesia, pada akhir tahun 2006, bersamaan dengan penyelenggaraan Puncak Aksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Provinsi NTB, Departemen Kehutanan juga mencanangkan Peringatan Tahun Internasional untuk Mencegah Penggurunan. Tujuannya untuk menyadarkan semua pihak betapa pentingnya kita mewaspadai kemungkinan berubahnya lahan-lahan kritis menjadi gurun pasir. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Ir. Masyhud, MM, Plh. Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007