Jakarta (ANTARA News) - Garuda Indonesia memberangkatkan sebanyak 68 orang kerabat penumpang pesawat Garuda GA200 PKGZC yang terbakar di Bandar Udara (Bandara) Adi Sucipto, Yogyakarta. "Tadi sudah diberangkatkan 68 orang, selebihnya perwakilan dari Departemen Perhubungan," kata Muhammad Ridwan, salah seorang petugas di Posko Garuda di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Rabu. Dia mengatakan, mereka diberangkatkan dengan pesawat Garuda GA 2022 Boeing 737-400 pukul 15.20 langsung ke Yogyakarta. Ridwan mengemukakan, pihak Garuda Indonesia membatasi hanya dua orang untuk setiap satu keluarga penumpang GA200 yang diberangkatkan ke Yogyakarta. Pihak Garuda Indonesia menyediakan satu pesawat lagi yang akan diberangkatkan ke Yogyakarta pada pukul 17.30 yaitu GA2062 Boeing 737-400 berkapasitas 134 penumpang. Sedangkan, Eni, istri dari Sony (40), yang merupakan penumpang pesawat Garuda GA200 ikut diberangkatkan ke Yogyakarta. "Dia berangkat dalam rangka tugas bersama dengan teman-teman sekantornya," kata Eni, sambil berjalan menuju tempat boarding pass sambil menggendong anaknya yang masih kecil. Sementara itu, Mutia Oke Cahani, istri dari Mulyanto Nugroho yang menjadi salah seorang penumpang pesawat Garuda GA200 terlihat terisak menangis di pos komando (posko) Garuda. Mutia ditemani oleh kakak perempuannya Juanita untuk berangkat ke Yogyakarta. Juanita mengatakan, Mulyanto ke Yogyakarta untuk mengantar jenazah pamannya Mulyoto, akan tetapi jenazah tersebut tidak diberangkatkan bersama dengan pesawat Garuda GA200. "Sampai saat ini belum ada kabar biasanya dia selalu kontak dengan istri dan anak-anaknya. Sampai saat ini belum bisa dihubungi," kata Juanita. Sedangkan, Hj. Tien Sopyan (60), ibunda pramugari Irawati, yang ditemui di posko Garuda mengatakan tidak akan berangkat ke Yogyakarta, karena tidak diperbolehkan anak-anaknya. "Keadaan Irawati baik, tidak apa-apa, sekarang di RS AURI," kata Ny. Tien. Dia telah menghubungi anaknya, dan bercerita bahwa muka Irawati lecet terbentur benda keras ketika membantu penumpang pada saat kejadian. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007