Jakarta (ANTARA News) - Hampir seribu sopir taksi berdemonstrasi di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, menuntut pemerintah menutup aplikasi transportasi berbasis online alias daring.

Demonstrasi anti transportasi berbasis online ini sedang menyasar taksi berbasis online. Ini sudah yang kedua kalinya dan kini lebih masif ketimbang sebelumnya, dan di beberapa kawasan sempat menjadi anarkistis. 

Tuntutan mereka ada pada beberapa aspek, yaitu aspek ijin operasional dari Kementerian Perhubungan, ijin aplikasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan aspek pajak-retribusi. 

Massa demonstran di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika itu, mulai berkumpul sekitar pukul 13.00 WIB. Dengan ratusan mobil taksi, bajaj, bis mikro, dan lain-lain, diparkirkan di dalam kawasan Silang Monas.

Demonstran yang menolak aplikasi transportasi daring sempat menurunkan paksa para penumpang taksi dan menghentikan paksa sopir taksi yang masih beroperasi. Mereka menghentikan beberapa taksi yang melintas, kemudian memaksa penumpang untuk turun.

Tidak peduli siapapun itu, para penumpang kendaraan umum dipaksa turun, termasuk seorang warga negara mancanegara. 

Taksi yang beroperasi dirusak dan dilempari batu untuk dipaksa ikut aksi turun ke jalan. Satu taksi sampai spion kiri patah dan retak kaca mobil.

Beberapa badan mobil juga terlihat rusak. Taksi tersebut bertuliskan taksi bandara dari taksi berlambang burung biru.

Salah satu metromini terparkir di depan Monas terlihat rusak parah. Semua bagian kaca pecah serta serpihan kaca masuk di dalam metromini.

Beberapa batu bekas lemparan yang merusak kaca tergeletak di dalam badan bus dengan ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016