Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah komunitas pemilik kendaraan Ford mengadakan gathering di Serpong, Banten, Minggu, untuk merapatkan barisan menyusul penutupan Ford Motor Indonesia. Mereka ingin menegaskan bahwa komunitas tidak tergantung kepada FMI.

"Dari awal kami mendirikan Infinity, kami bentuk sendiri. Kami bukan binaan mereka (FMI). Hubungan kami dengan FMI adalah kemitraan, duduk sama rendah berdiri sama tinggi," ujar Ketua Indonesian Ford Fiesta Community (Komunitas Ford Fiesta Indonesia) Michael Chris saat ditemui dalam acara Ford Gathering di Serpong, Banten, Minggu.

Michael mengatakan, selama ini semua kegiatan komunitasnya diadakan dan dibiayai sendiri. Kalaupun ada bantuan FMI, harus melalui pengajuan. "Bukan inisiatif mereka," katanya.

Oleh karena itu, hengkangnya FMI tidak terlalu mempengaruhi komunitas yang berdiri sejak 18 Desember 2010 dan sudah beranggotakan sekitar 700 pemilik kendaraan itu.

Berbeda dengan Ford Ecosport Community (Komunitas Ford Ecosport/Forescom) yang baru berdiri pada 21 September 2014, keberadaan FMI cukup penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan mereka.

Meski demikian tutupnya FMI bukan berarti membuat mereka kehilangan sponsor.

"Pasti ya (keberadaan FMI penting), mau enggak mau sekarang harus mengubah strategi. Tadinya tergantung pada FMI, sekarang berubah. Sekarang kami lari ke dealer untuk mendapatkan sponsorship," ujar Humas Forescom Danny Koesuma.

Lain lagi dengan Ford Everest Club Indonesia yang baru berdiri pada 30 Maret 2015. Ada tidaknya FMI bagi mereka tidak ada pengaruhnya.

"Kami masih baru. Terbentuk 30 Maret 2015. Awalnya kami korban bengkel, kecewa dengan pelayanan satu bengkel, kemudian sekitar 20 orang sepakat untuk membuat komunitas," kata Muhammad Amrullah Prakoso, ketua komunitas itu.

Karena relatif baru, komunitas ini, kata pria yang akrab disapa Rully itu, belum sempat menjalin kerja sama apa pun dengan FMI.

Rully mengakui penutupan FMI semula membuat anggota komunitas panik dan bingung, terutama mengenai suku cadang dan jaminan purnajual.

"Tetapi setelah ada back up dari Ford Nusantara, kekhawatiran itu hilang," katanya.

Ketiga komunitas itu juga mengaku anggotanya malah bertambah justru ketika FMI ditutup.

Dalam tiga pekan, menurut Michael, Infinity bertambah anggotanya 50 orang, sedangkan Forescom bertambah 150 anggota dalam waktu kurang dari satu bulan.

Rully mengatakan anggotanya yang sebelum FMI tutup berjumlah 80, meningkat menjadi 120 setelah FMI ditutup.


Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016