Jangan sampai semakin banyak pemain, semakin sedikit iklan, sehingga memperburuk kualitas programnya,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menginginkan kualitas dari isi penyiaran baik dari media radio maupun televisi menjadi semakin baik seiring dengan maraknya digitalisasi penyiaran di era keterbukaan informasi seperti sekarang ini.

"Jangan sampai semakin banyak pemain, semakin sedikit iklan, sehingga memperburuk kualitas programnya," kata Mahfudz dalam rilis di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, contoh terkait persoalan itu antara lain ada salah satu televisi daerah yang bahkan acara pernikahan anak sang lurah disiarkan penuh tanpa iklan.

Untuk itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mengutarakan harapannya agar adanya revisi UU Penyiaran semakin memperjelas peran Radio dan Televisi Republik Indonesia (RTRI) tidak bersaing dengan televisi dan radio swasta.

Sebagaimana diwartakan, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melibatkan masyarakat terkait evaluasi program siaran 10 televisi swasta berjaringan nasional melalui uji publik yang berakhir 31 Januari 2016.

"Evaluasi itu dilakukan sebagai bagian dari proses perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran (IPP)," kata Komisioner KPI Pusat Azimah Subagijo melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (12/2).

Menurut Azimah, masukan masyarakat menjadi bagian dari verifikasi faktual secara sosiologis di masyarakat terkait kepatuhan stasiun televisi terhadap Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS).

Sebelumnya, lembaga pengkajian media Remotivi merilis hasil survei yang menunjukkan 94 persen responden tidak puas dengan kinerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai otoritas pengawas penyiaran radio dan televisi.

"Hasil survei itu menunjukkan jika KPI tidak maksimal dalam fungsinya mengawasi penyiaran," kata Direktur Remotivi Muhammad Heychael di acara seminar publik bertema "Perlindungan Anak dalam Regulasi Penyiaran" di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (4/2).

Haychael mengatakan survei dari Remotivi dilakukan secara dalam jaringan (daring) dengan 100 responden. Survei dilakukan pada tahun 2015 guna menyoroti kinerja KPI yang hampir berakhir yaitu periode 2013-2016.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016