Bandarlampung (ANTARA News) - Pemerintah pada tahap awal penggunaan energi alternatif Bahan Bakar Gas (BBG) berfokus ke kota-kota besar di Pulau Jawa, dan Jakarta sebagai proyek percontohan (pilot project), kata Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, di Bandarlampung, Selasa. "Kita mulai dari Jakarta dulu sebagai pilot project-nya, baru dilanjutkan di beberapa kota besar, seperti Surabaya, an sepanjang wilayah Pantai Utara Jawa," ujarnya kepada wartawan, saat mendampingi kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lampung. Menurut Purnomo, program penggunaan BBG itu diutamakan untuk diselesaikan lebih dulu di Jakarta, khususnya untuk digunakan bagi kendaraan bus dan taksi. "Sekarang ini sudah dimulai program itu, tapi bertahap," katanya. Dia menyebutkan, di Jakarta telah ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), namun jumlahnya masih sedikit. Purnomo mengakui, pengembangan penggunaan BBG itu tidak bisa cepat-cepat berjalan lantaran memiliki sejumlah kendala, antara lain pelaksanaan distribusinya cukup mahal. Dia mencontohkan, distribusi air bersih saja perlu membangun pipa yang besar dan kecil-kecil sampai ke rumah-rumah penduduk. Begitupula untuk distribusi gas, yang menurut diam selain harus menyediakan SPBG untuk kendaraan umum, pihak penyedia jasa gas juga harus menyiapkan saluran distribusi ke rumah-rumah penduduk dalam bentuk city-gas, seperti yang mulai berjalan di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Pemerintah pada Maret atau paling lambat April 2007 memiliki program berkaitan dengan adanya proyek Pipa Gas Nasional (PGN) dari Sumatera Selatan ke Pulau Jawa, yang diharapkan dapat menambah volume dan tekanan gas guna mendukung pemanfaatan SPBG dan BBG bagi masyarakat umum. "Jadi, untuk penggunaan SPBG dan BBG itu, Pemerintah masih konsentrasi dulu di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besarnya, baru kemudian ke tempat lain," demikian Purnomo Yusgiantoro. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007