Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mengungkapkan bahwa proses pembangunan kilang gas alam cair (liquified natural gas/LNG) Tangguh di Papua, sudah mencapai 70 persen. Menurut Kepala BP Migas Kardaya Warnika di Jakarta, Selasa, kemajuan pembangunan Kilang LNG Tangguh hingga saat ini masih sesuai jadwal yang ditetapkan dan diharapkan akan selesai sesuai jadwal pula. "Penyelesaian proyek tetap ditargetkan sesuai jadwal," katanya. Sesuai rencana, proyek "train" pertama Kilang Tangguh dijadwalkan selesai pada kuartal keempat 2008 dan "train" kedua pada kuartal pertama 2009. Proyek LNG Tangguh senilai 6,5 miliar dolar AS dimiliki konsorsium perusahaan multinasional asal Inggris, Bion Petroleum (BP). Kilang berkapasitas 7,4 juta ton per tahun dibangun dalam dua "train." Mengenai pendanaan dari China, Kardaya mengatakan, saat ini, negosiasi masih berlangsung. Namun, menurut dia, ada atau tidaknya pendanaan dari China tidak mempengaruhi kelangsungan proyek. BP yang ada di pusat (Inggris) sudah menjamin pelaksanaan proyek tersebut. Mengenai bunga pinjaman, lanjut Kardaya, pemerintah tidak akan menanggungnya. Hal senada dikemukakan Presdir BP untuk Asia dan Oseania Anne Drinkwater usai berpamitan ke Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro terkait tugas barunya. Anne sebelumnya menjabat Presdir BP untuk Indonesia. "Negosiasi masih berjalan lancar, tidak ada perubahan status," katanya. Demikian pula dengan kelangsungan proyek, menurut dia, masih sesuai rencana. Anne mengaku puas dengan kemajuan proyek tersebut. Ia juga mengatakan, masih banyak kesempatan melakukan investasi di Indonesia. Pendanaan proyek Tangguh senilai 6,5 miliar dolar AS tersebut terdiri dari tiga miliar dolar AS berupa modal sendiri dan 3,5 miliar dolar AS berupa pinjaman. Sebanyak 2,616 miliar dolar AS dari pinjaman tersebut sudah ditandatangani pada 1 Agustus 2006. Pinjaman itu berasal dari JBIC 1,2 miliar dolar, ADB 350 juta dolar, dan komersial bank 1,066 miliar dolar. Sedang, sisanya sebanyak 884 juta dolar AS tengah diupayakan berasal dari perbankan China dengan target persetujuan akhir pada April 2007. Hasil produksi kilang LNG tersebut dijual ke Fujian (China) sebanyak 2,6 juta ton per tahun selama 25 tahun dengan harga 3,35 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU), SK Power (Korea) sebanyak 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 3,7 dolar per MMBTU, Posco (Korea) 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 3,36 dolar per MMBTU, dan ke West Coast (AS) 3,7 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 5,94 dolar per MMBTU. Total cadangan terbukti di Tangguh mencapai 14,4 triliun kaki kubik dan cadangan belum terbukti 23,7 triliun kaki kubik. Selain BP yang menguasai 37,16 persen, proyek Tangguh juga dimiliki CNOOC 16,99 persen, MI Berau BV 16,3 persen, Nippon Oil Exploration Ltd 12,23 persen, KG Berau/KG Wiriagar 10 persen dan LNG Japan Corporation 7,35 persen.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007