Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan otomotif Korea Selatan (Korsel), Hyundai, mulai bulan Maret akan memproduksi truk dan bus di Indonesia dengan menanamkan investasi sebesar 23 juta dolar AS. "Hyundai semakin yakin memproduksi truk dan bus di Indonesia setelah pemerintah menghentikan impor kendaraan bekas tahun ini," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deperin, Budi Darmadi, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan Hyundai bekerjasama dengan Grup Korindo membuat PT Kostramas Jaya yang memproduksi truk medium di atas 8,5 GVW (Gross Vehicle Weight) dan bus ukuran besar. Pabrik baru yang terletak di Balaraja, Tangerang, Banten, tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 300 unit bus dan 200 unit truk per bulan. Investasi sebesar 23 juta dolar AS tersebut, kata dia, hanya diperuntukan bagi pembangunan pabrik dan peralatan produksi. "Investasi tersebut tidak termasuk tanah, karena untuk lahannya disediakan oleh Korindo," katanya. Hyundai, menurut Budi, melihat peluang pasar truk dan bus di Indonesia semakin besar dengan ditutupnya kran impor kendaraan bekas, dan pertumbuhan ekonomi serta bisnis di Indonesia yang membaik tahun ini. "Selain truk dan bus, kami juga berharap Hyundai menambah investasinya untuk produksi mobil penumpang di Indonesia," ujarnya. Selama ini, lanjut dia, Hyundai hanya memproduksi mobil penumpang seperti Atoz, Accent, dan Trajet. Ia berharap dengan berkembangnya pasar di segmen mobil kecil, Hyundai akan menambah investasinya di Indonesia. "Kami terus mengadakan pendekatan dengan pihak Hyundai agar mengembangkan investasinya di Indonesia," kata Budi. Pada November 2006 lalu, Menperin ke Korsel mengunjungi Hyundai untuk melakukan pembicaraan kemungkinan pengembangan investasi mobil penumpang di Indonesia. Sementara itu, menanggapi soal pasar otomotif di dalam negeri, Budi optimistis penjualan dan permintaan mobil akan tumbuh tahun ini mencapai sekitar 380 ribu sampai 400 ribu unit, setelah tahun 2006 anjlok sekitar 40 persen menjadi sekitar 300 ribu unit dibandingkan tahun 2005. "Kami optimistis angka penjualan tahun 2005 yang mencapai 500 ribu lebih akan kembali dicapai Indonesia pada akhir 2008, karena berdasarkan pengalaman pasar otomotif cenderung cepat pulih," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007