Jakarta (ANTARA News) - Pesaing Tesla tampak telah berbaris posisi start dengan Faraday Future memperkenalkan mobil listrik konsep FFZero1 yang terinspirasi Batmobile di Amerika Serikat.

Mobil dengan penampilan mencolok itu dipamerkan di Consumer Electronics Show, menonjolkan konvergensi antara industri mobil dan teknologi.

Faraday didukung oleh miliarder asal Tiongkok Jia Yeuting, yang telah mengisyaratkan rencananya mengambil alih Elon Musk milik Tesla.

Perusahaan itu sebelumnya menyatakan akan meluncurkan satu model kemudian mengikutinya dengan "berbagai kendaraan dengan cara yang lebih cepat dibandingkan yang lain."

Perusahaan telah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik senilai satu miliar dolar AS di Nevada guna membuat berbagai mobil yang akan mengikuti FFZero1 yang bertempat duduk tunggal, berkekuatan 1.000 tenaga kuda, memiliki empat motor listrik serta menggunakan komposit ringan dan serat karbon untuk badannya.

Mobil konsep itu mampu berakselerasi dari nol sampai 60 mph dalam waktu kurang dari tiga detik dan mampu mencapai lebih dari 200 mph menurut perusahaan.

Mobil itu juga dibekali dengan komputasi canggih, yang disebut Faraday sebagai sebuah "antarmuka pengguna intuitif" dengan layar virtual dan tegak.

"Kami sedang memulai pemikiran ulang menyeluruh tentang apa mobilitas itu," kata Nick Sampson, wakil presiden riset dan teknik.

Dia menambahkan bahwa bisnis akan bertindak lebih seperti sebuah "perusahaan teknologi dari pada perusahaan mobil," memungkinkannya untuk berkembang dengan cepat. Perusahaan berharap bisa memproduksi kendaraan pertamanya dalam dua tahun.

Namun, mereka akan meminjam satu ide kunci dari industri otomotif, berencana menggunakan sebuah "platform variabel arsitektur", artinya struktur rancangan dasarnya dapat disesuaikam sehingga menciptakan beberapa kendaraan berbeda dari dasar yang sama.

Sampson, yang sebelumnya bekerja di Tesla, adalah satu dari 750 pekerja yang direkrut sejak Faraday dibentuk 18 bulan lalu. Termasuk di antara mereka adalah bekas staf Apple, BMW, Google dan NASA, demikian seperti dilansir laman The Telegraph.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016