Jakarta (ANTARA News) - Country Manager Trend Micro Indonesia Andreas Kagawa menyampaikan laporan Trend Micro Q3 2015 yang mengungkap beragam kerentanan dan kekacauan uang ditimbulkan akibat pembobolan data selama tahun ini.

"Di 2015 banyak data yang dicuri sudah menjadi kejahatan yang teroganisir. Data yang dicuri itu untuk melakukan penyerangan dan kekerasan," kata dia di kantor Trend Micro, Jakarta, Jumat.

"Sekarang perusahaan punya dua pilihan, hanya bersikap cukup tahu ketika ada peringatan atau merespon dengan menutup kerentanan," sambung dia.

Berikut aktivitas-aktivitas mencolok yang ditemukan Trend Micro sepanjang kuartal tiga tahun ini.

1. Tempat menumpuk data hasil pembobolan digunakan oleh penjahat untuk mengobarkan serangan dan melakukan upaya pemerasan lebih lanjut.
2. Penemuan titik lemah pada platform bergerak menegaskan ada masalah pada kedua ekosistem itu.
3. Para penjahat siber menggunakan pendekatan shot gun untuk PoS malware, yang dampaknya begitu dirasakan oleh usaha kecil.
4. Figur politik menjadi target serangan yang menumpang kampanye intelijen antarnegara.
5. Angler Exploit Kit masih menjadi alat yang sering digunakan dalam serangan, dengan jumlah akses meningkat sebesar 34 persen.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015