Bandarlampung (ANTARA News) - Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, mengatakan bahwa menurut keterangan yang diperoleh dari Departemen Kesehatan, Kota Bandarlampung dan Kota Metro sudah masuk Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (KLB DBD). "Memang keterangan Depkes menyebutkan demikian, namun yang berhak menyatakan KLB adalah kepala daerah, dalam hal ini walikota pemilik wilayah," katanya, usai mengunjungi Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo, di Bandarlampung, Jumat. Sjachroedin menjelaskan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2001, maka pihak yang berhak menyatakan suatu daerah KLB adalah yang memiliki wilayah, dan hal itu sudah diberitahukan kepada yang bersangkutan. Terkait kunjungannya ke sejumlah rumah sakit, ia menambahkan, mendapatkan laporan dan data bahwa terjadi penurunan jumlah pasien DBD di masing-masing rumah sakit. Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Ida Fitriati mengemukakan bahwa KLB tidak sama dengan wabah. "KLB terjadi jika dalam periode yang sama antara sekarang dan tahun sebelumnya terjadi lonjakan, sedangkan wabah jika tidak pernah ada menjadi ada, misalnya satu terserang kolera bisa menjadi wabah," katanya. Secara terpisah, dokter tetap di RS Urip Sumoharjo, Nurhasanah, mengatakan bahwa perlakukan terhadap pasien dalam KLB atau tidak tetaplah sama, hanya saat ini jumlah lebih banyak. Dia menjelaskan, pada Januari 2007 di rumah sakit tersebut terdapat 150 pasien terserang DBD, sedangkan Februari hingga tanggal 16 terdapat 99 pasien. "Pada Februari ini ada satu pasien DBD meninggal dunia. Namun, pasien tersebut tiba ke rumah sakit sudah dalam kondisi buruk dan belum sempat mendapat perawatan intensif," ujarnya. Terkait dengan pencairan dana dari pemerintah daerah, Nurhasanah mengatakan, hingga kini lancar dan belum ada protes apa pun dari pihak pasien. "Sebab, untuk pasien yang mendapat tanggungan adalah dirawat di kelas III dengan kriteria trombosit darahnya di bawah seratus, sedangkan pasien terserang diare adalah murni diare tanpa ada penyakit lain yang menyertainya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007