Tidak ada yang menyuruh saya dan saya merekam. Kenapa saya rekam? Karena saya sendirian, ketua DPR berdua, ini akuntabilitas saya
Jakarta (ANTARA News) - Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan DPR memasuki hari kedua, di Gedung Parlemen, Kamis, dengan agenda pertama mendengarkan penjelasan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Syamsoeddin. 




Dalam keterangan sidang yang dipimpin Junimart Girsang, dia menyatakan, rekaman melalui telefon genggamnya dia lakukan sebagai bentuk akuntabilitasnya di posisi puncak perusahaan itu. 




Baca juga : Sudirman Said yang minta bukti rekaman lengkap





“Tidak ada yang menyuruh saya dan saya merekam. Kenapa saya rekam? Karena saya sendirian, ketua DPR berdua, ini akuntabilitas saya,” katanya, dalam busana batik lengan panjang hijau. 




Dalam penjelasan dia, bekas deputi kepala BIN itu menyatakan, pertemuan kedua kalinya dengan Ketua DPR, Setya Novanto, itu didampingi seorang pengusaha, Muhammad Riza Chalid. 




Pada Mei 2015, kata dia, Riza telah meng-sms dia cuma dengan satu kata berupa inisial namanya, M Riza.




"Saya tidak tanggapi karena sibuk, itu bulan Mei. Sebulan kemudian saya lihat, oh ini rekannya pak ketua,” kata dia. 




“SMS-nya saya tanggapi dan bertanya kabar. Lalu bertemu, saya lalu bertemu melalui stafnya ketua dpr,” kata dia. 




Lalu, katanya, staf Riza menginformasikan bahwa atasannya itu akan terlambat tiba. Setiba di ruang pertemuan, dia dan Novanto masuk diikuti RIza. 




Di depan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan DPR itu, dia memperagakan posisi dan cara dia mengoperasikan fungsi perekam di telefon genggamnya. 

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015