Dalam keseharian saya, biasa-biasa saja. Tak ada yang berubah"
Jakarta (ANTARA News) - "Jangan pernah kita melakukan korupsi" itulah motto anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu yang ditetapkannya sejak pertama kali menginjakkan kakinya di gedung DPR RI sebagai anggota DPR RI.

Bukan cuma itu, mantan aktivis yang satu ini juga tidak akan mengurangi sikap kritisnya yang selama ini sudah tertanam dalam diri.

"Daya kritis tetap, tak kurangi, tapi tetap mengikuti sistem. Menjaga komitmen political value, jangan korupsi. Tinggal itu yang kita punya," kata Masinton di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Sebagai anggota DPR RI dari PDIP, ia tak akan mengubah sikap yang selama ini selalu menjalin komunikasi dengan siapa pun.

"Enjoy-enjoy saja sebagai anggota DPR RI karena mengkombinasikan kepentingan rakyat dan agenda partai. Dalam action, menyesuaikan saja. Kalau di luar parlemen, kita lebih fleksibel, kalau di parlemen, ada norma dan tatib yang harus dipatuhi," kata anggota DPR asal daerah pemilihan Jakarta itu.

"Dalam keseharian saya, biasa-biasa saja. Tak ada yang berubah," imbuhnya.

Terkait kondisi DPR RI yang cenderung negatif dimata masyarakat, dirinya justru ingin mengajak tokoh-tokoh, anak muda yang memiliki kapasitas, kemampuan dan idealisme untuk bisa menjadi anggota DPR RI.

"Banyak orang baik, punya ide (tidak korupsi), punya kepentingan untuk bangsa dan negara. Harapan saya agar orang-orang seperti itu semakin banyak masuk dan menjadi anggota DPR RI," katanya.

Pria yang jadi ikon DPR RI periode 2014-2019 ini menegaskan, selama ini belum ada kebijakan partai yang berseberangan dengan sikap kritis yang dimilikinya.

"Gak ada kebijakan partai yang berseberangan dengan hati nurani saya. Yang penting sesuai dengan program dan idiologi partai.

Sedangkan untuk tugas-tugas di DPR RI, ia berharap agar biro persidangan membuat jadwal rapat tidak saling bertabrakan.

"Manajemen di ke-Setjen-an DPR RI diminta perbaiki jadwal rapat sehingga semua anggota bisa mengikuti setiap rapat. Saat ini rapat-rapat baik di AKD maupun di badan-badan saling bertabrakan. Sehingga tak maksimal untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat," demikian Masinton.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015