Jakarta (ANTARA News) - Pameran diecast terbesar Indonesia, Indonesia Diecast Expo 2015, yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, 7-8 November 2015, tidak hanya dijejali miniatur mobil dan sepeda motor, tetapi di tengah-tengah himpitan lapak para penjaja diecast mobil-sepeda motor terdapat juga anjungan komunitas-komunitas pengoleksi miniatur kereta api.

Salah satunya anjungan Komunitas Spoor Model yang menampilkan diorama sebuah wilayah dengan rel sebagai panggung utamanya, tempat miniatur-miniatur kereta api melaju dan menarik perhatian sejumlah pengunjung pameran.

Uniknya, koleksi Spoor Model sebagian besar -kalau tidak mau dibilang seluruhnya- merupakan miniatur kereta api-kereta api yang beroperasi di Indonesia.

Beberapa gerbong yang menjadi miniatur kereta api-kereta api yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia terlihat di atas diorama di anjungan Komunitas Spoor Model, seperti gerbong KA kelas ekonomi, gerbong KRD yang biasa digunakan untuk komuter jarak pendek seperti di Bandung dan Solo, beberapa jenis kepala lokomotif serta kereta api pengangkut bahan bakar minyak milik Pertamina.

Salah satu anggota Komunitas Spoor Model, Aris Munandar, mengatakan sebagian besar miniatur kereta api yang dipamerkan tersebut merupakan hasil rakitan para anggota komunitasnya.

"Sebab kan tidak ada yang jual miniatur kereta api Indonesia, jadi biasanya kami cari tahu yang menggunakan model kereta api yang sama di negara luar kemudian kami modifikasi sendiri," ujarnya saat ditemui di sela-sela pameran, Sabtu.

Para pehobi miniatur kereta api, lanjut Aris, juga kerap hanya membeli miniatur kereta api dari luar negeri demi memperoleh sasis, boogie dan mesinnya, sementara gerbongnya mereka buat sendiri sesuai dengan KA yang ada di Indonesia.

Komunitas Spoor Model, merupakan satu dari tiga komunitas pehobi miniatur kereta api yang diundang penyelenggara untuk meramaikan IDE 2015.

Selain itu, terdapat juga satu anjungan yang menampilkan miniatur pesawat terbang turut tampil di IDE 2015. 

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015